Breaking News
Loading...
  • New Movies
  • Recent Games
  • Tech Review

Tab 1 Top Area

Tech News

Game Reviews

Recent Post

Thursday 3 March 2016
no image

Modul Keperawatan " Hematologi "

BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH 2
Tn. P usia 36 tahun datang di IGD RS SARI MULIA bersama istrinya dengan keluhan panas sekitar 4 hari yang lalu. Klien yang bertempat tinggal didaerah padat penduduk ini juga mengeluh nyeri kepala, mual muntah, tidak mau makan, dan konstipasi selama 2 hari ini. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan TD= 100/80 mmHg, N= 103x/ menit, RR= 20x/menit dan T= 39oC. hasil uji tourniquet tes didapatkan petekie, lebih lanjut dari hasil pemeriksaan lab didapat hasil : Trombositopenia dengan trombosit 90.000/ mm3 dan nilai hemotokrit yang dibawah normal. Oleh dokter jaga Tn. P dianjurkan rawat inap dan bed rest untuk mendapatkan terapi pengobatan.

TUGAS MAHASISWA
Membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang timbul setelah menganalisis LBM tersebut diatas.

CARA BELAJAR
1.      Menerapkan metode SEVEN JUMP
2.      Diskusi kelompok tanpa tutor untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar dan pertanyaan praktik.
3.      Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber- sumber belajar dan alternative jawaban.
4.      Konsultasi untuk memperdalam pemahaman
5.      Lecture dan atau hand- out.





BAB 2
METODE SEVEN JUMP

A.   JUMP 1 : KLARIFIKASI TERMINOLOGI DAN KONSEP YANG BELUM DIPAHAMI

1.       Petekie    
      Bintik keunguan kecil pada permukaan tubuh, seperti dikulit atau selaput lender, yang disebabkan pendarahan kecil. Kondisi ini sering terjadi pada tifus.
2.      Trombositopenia
Jumlah trombosit abnormal rendah, yang dapat mengakibatkan pendarahan dan mudah memar.
3.      Hemotokrit
Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Tingkat hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase. Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah. Ini adalah metode utama untuk mengetahui persentase hemoglobin yang tersedia dalam tubuh. Tingkat hematokrit normal bervariasi pada pria dan wanita, anak-anak dan dewasa. Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat hematokrit biasanya adalah dengan pengambilan sampel darah ke dalam tabung silinder dan kemudian memutarnya pada centrifuge. Dengan pemutaran ini, darah akan memisahkan diri menjadi 3 bagian yaitu plasma atau komponen cairan, sel-sel darah merah dan sel-sel lainnya. Ketika pemisahan selesai, teknisi medis akan mampu mengidentifikasi proporsi sel darah merah terhadap volume darah.
4.      Uji toeniquet tes
Metode diagnostic klinis untuk menentukan kecenderungan perdarahan pada pasien yang menilai kerapuhan dinding kapiler dan digunakan untuk mengidentifikasi trombositopenia.

B.   Jump 2 : Mendifiniskan permasalahan

1.      Diagnosa apa yang muncul ?
Jawaban :
Dilihat dari tanda dan gejala dan pemeriksaan yang dilakukan Tn. P menderita DBD.

2.      Diagnosa keperawatan apa yang sering muncul ?
Jawaban : 
1.      Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
2.      Hipertermi
3.      Kekurangan Volume Cairan
4.      Resiko syok
5.      Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6.      Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
7.      Ketidak efektifan pola nafas

3.      Apa yang menyebabkan demam ?
Jawaban :
Yang menyebabkan Tn. P demam adalah Virus dengue yang menyebabkan system imun tubuh menurun

4.      Apa penyebab hematokrit menurun ?
Jawaban :
 Penurunan hematokrit terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah secara mendadak,missal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagal ginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung).
5.      Apa yang menyebabkan petekie timbul pada saat uji tourniquet test ?
Jawaban :
Sebuah tes tourniquet (juga dikenal sebagai Rumpel-Leede Kerapuhan kapiler-Test atau hanya tes kerapuhan kapiler) menentukan kapiler kerapuhan. Ini adalah metode diagnostik klinis untuk menentukan kecenderungan perdarahan pada pasien. Dengan  menilai kerapuhan dinding kapiler dan digunakan untuk mengidentifikasi trombositopenia(dengan pengurangan count platelet). Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat yang diperlukan untuk diagnosis DBD. Ketika manset tekanan darah dipacu ke titik antara tekanan darah sistolik dan diastolik selama lima menit, maka tes ini akan dinilai. Tes positif jika ada 10 atau lebih petechiae per inci persegi. Dalam DBD tes biasanya memberikan hasil positif yang pasti dengan 20 petechiae atau lebih. Tes ini tidak memiliki spesifisitas tinggi. faktor Mengganggu dengan uji ini adalah perempuan yang pramenstruasi, postmenstrual dan tidak mengambil hormon, atau mereka dengan kulit rusak matahari, karena semua akan mengalami peningkatan kerapuhan kapiler. Sebuah tourniquet tes positif di sisi kanan pasien dengan demam berdarah. Catatan : peningkatan jumlah petechiae. Menurut WHO pada tes tourniquet dilakukan penghitungan jumlah petekie dalam daerah seluas 1 inci 2 (1 inci =  2,5 cm) dimana saja yang paling banyak petekienya termasuk  di bawah fosa cubiti dan bagian dorsal lengan dan tangan.  Dalam klinik untuk mempermudah penghitungan digunakan  plastik transparan dengan gambaran lingkaran beriameter 2,8 cm(10) atau bujur sangkar dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm.  Dengan demikian lingkaran atau bujur sangkar tersebut dapat dengan mudah digeserkan di seluruh permukaan kulit dan dicari daerah di mana petekie paling banyak. Dalam menilai  kenaikan hematokrit harus diingat pula pengaruh adanya anemi, perdarahan dan pemberian terapi cairan dini. Untuk membuktikan adanya kebocoran plasma dapat pula dicari efusi pleura  pada pemeriksaan radiologik atau adanya hipoalbuminemi. Dalam pengalaman klinik ternyata tidak selalu semua kriteria  WHO tersebut dipenuhi. Hemokonsentrasi baru dapat dinilai setelah pemeriksaan serial hematokrit sehingga pada saat penderita pertama kali datang belum dapat ditentukan adanya hemokonsentrasi atau tidak.

6.      Apa yang menyebabkan pasien konstipasi ?
Jawaban :
Konstipasi artinya tidak bisa buang air besar, pada penderita DBD tidak hanya bisa terjadi konstipasi melainkan juga diare. Mungkin pasien ini mengalami konstipasi karena asupan gizi yang kurang, tidak adanya asupan makanan yang berserat, kurangnya minum air putih, dan dikasus ini menyatakan bahwa pasien tidak nafsu makan.

7.      Tanda dan gejala lain yang timbul dari kasus ini ?
Jawaban :
·         Nyeri pada bagian tubuh
·         Nyeri pada ulu hati
·         Mimisan
·         Kegelisahan

      Literature:
·         Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.
·         Manifestasi perdarahan dengan tes Rumpel-Leede (+), mulai dari petekie (+)     sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau berak darah-hitam.
·         Hasil pemeriksaan trombosit menurun (normal : 150.000-300.000µL), Hematokrit menurun (normal: pria <45, wanita <40)
·         Akral dingin, gelisah, tidak sadar (DSS, Dengue shock syndrome)


8.      Komplikasi apa yang bisa muncul ?
Jawaban :
Pasien dapat pingsan, tekanan darah menurun,dan pendarahan

Literature
·         Syndrome syok dengue
·         Gagal Ginjal akut
·         Pendarahan
·         Hipotensi
·         Bradikardi
·         Kerusakan hati

9.      Bagaimana cara pemeriksaan hematokrit ?
Jawaban :
Cara pemeriksaan hematokrit adalah mungkin sampel darah pan yang akan di lakukan pemeriksaan pada pasien di masukkan dalam tabung kemudian tabung tersebut di tutup lalu sampel tersebut di diamkan lalu di ukur dengan alat hematokrit.
 
literature
Metode pengukuran hematokrit ada 2 macam yaitu :
1.      Metode makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
            Prinsip :
Sampel darah yang di sentrifusdalam waktu tertentu kemudian dibaca volume dari masa erirosit yan telah dipadatkan didasar tabung dan dinyatakan dalam sekian % dari volume semula (volume %)
2.      Metode mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam vol %.
      Prinsip :
Sejumlah darah dimasukkan kedalam tabung kapiler lalu dilkukan sentrifugasi untuk mendapatkan nilai hematokrit yang diukur menggunakan Ht Reader.


10.  Untuk penyakit apa saja perlu dilakukan pemeriksaan hematokrit ?
Jawaban :
Penyakit yang perlu dilakukan pemeriksaan hematokrit seperti anemia,banyak kehilangan darah,orang yang habis melahirkan yang banyak kehabisan darah,kecelakaan,dan leukemia.

Literature
Beberapa penyakit yang perlu dilakukan pemeriksaan hematokrit ialah
·         Pada pasien mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah secara mendadak,misal pada kecelakaan).
·         Anemia
·         Leukimia
·         Gagal ginjal kronik
·         Malnutrisi
·         Kekurangan vitamin B dan C
·         Kehamilan
·         Ulkus peptikum (penyakit tukak lambung)


11.  Nilai normal hematokrit ?
Jawaban :
Literature
Nilai normal Hematokrik L : < 45 dan P : < 40

12.  Terapi apa saja untuk meningkatkan trombosit dan menormalkan hematokrit ?
Jawaban:
                                     a.         Konsumsi jenis makanan sehat terutama buah-buahan (jeruk, tomat, jambu merah dan kiwi) dan sayuran segar berdaun hijau.
                                    b.         Hindari makanan olahan, gula halus, alcohol, minuman mengandung kafein, dan makanan siap saji. Juga hindari alkohol dan minuman berkafein. Karena makanan dan minuman tidak sehat tersebut dapat menyebabkan jumlah trombosit menjadi lebih turun karena dapat menghambat produksi oleh sumsum tulang.
                                     c.          Konsumsi Makanan yang mengandung Vitamin B12 (telur, susu, keju, hati, dan daging kambing) dan asam folat Vitamin B12 (bayam, buah jeruk, dan kacang kering).
                                    d.         Konsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3 (ikan, minyak biji rami, minyak ikan, tuna, dan salmon liar), untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami dan dapat meningkatkan trombosit.
                                     e.         Konsumsi Suplemen Vitamin dan Mineral (1.000 IU vitamin C setiap hari), apabila anda sulit mencerna buah-buahan atau sayuran tertentu. Suplemen akan memperkuat sistem kekebalan tubuh dan dapat menaikkan trombosit secara alami.
                                     f.         Perbanyak minum air putih, karena Sel-sel darah terbuat dari air dan protein, sehingga apabila anda minum lebih banyak air, maka anda akan menghasilkan lebih banyak sel darah termasuk meningkatkan trombosit.
                                    g.         Istirahat dan tidur minimal 7 sampai 8 jam per malam, untuk membantu tubuh kembali fresh dan memproduksi lebih banyak trombosit.
                                    h.         Hindari Aktifitas yang dapat menyebabkan perdarahan, termasuk Olahraga atau kegiatan yang dapat menimbulkan cedera (goresan, benturan, atau luka).








13.  Berikan contoh hasil lab normal ( hematologi lengkap ) ?
Jawaban:
Setiap laboratorium menentukan nilai ‘normal’, yang ditunjukkan pada kolom ‘Nilai Rujukan’ atau ‘Nilai Normal’ pada laporan laboratorium. Nilai ini tergantung pada alat yang dipakai dan cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi angka pada laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan nilai rujukan pada lembaran ini. Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter. Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong – tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat memengaruhi beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai ‘P’ untuk perempuan dan ‘L’ untuk laki-laki.
                           Darah :
Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Eritrosit (sel darah merah)
juta/µl
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb)
g/dL
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit
%
40 – 50 (P)
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil
%
0,0 – 1,0
Eosinofil
%
1,0 – 3,0
Batang1
%
2,0 – 6,0
Segmen1
%
50,0 – 70,0
Limfosit
%
20,0 – 40,0
Monosit
%
2,0 – 8,0
Laju endap darah (LED)
mm/jam
< 15 (P)
< 10 (L)
Leukosit (sel darah putih)
103/µl
5,0 – 10,0
MCH/HER
Pg
27 – 31
MCHC/KHER
g/dL
32 – 36
MCV/VER
Fl
80 – 96
Trombosit
103/µl
150 – 400

Catatan:
(Barang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan presentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0-75,0 %)

14.  Bagaimana cara untuk melakukan uji tourniquet test ?
Jawaban :
Dengan cara melakukan bendungan pada lengan atas untuk melihat ketahanan bembuluh darah jika pembuluh darah lemah maka terdapat perdarahan yang menimbulkan petekie.

 Literature
Caranya pasang manset pada lengan atas pompa tensimeter untuk mendapatkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik ambil rata- rata pada tekanan tersebut selama kurang lebih 5 menit, lihat apakah petekie timbul di lengan bawah sebagai tanda perdarahan

15.  Penyakit apa saja yang bisa dilakukan dengan uji tourniquet test ?
Jawaban :
Literature
·         Infeksi dengue
·         Defesiensi Vitamin C

16.  Terapi apa yang diberikan baik farmakologi maupun nonfarmakologi ?
Jawaban:
Terapi Non farmakologi
1.   Minumlah air yang banyak
Pada penderita penyakit demam berdarah biasanya mereka akan mengalami dehidrasi, gejala dehidrasi ini ditandai dengan rasa haus yang berlebihan, maka dari itu agar penderita tidak mengalami dehidrasai berikan minum air sebanyak-banyaknya hingga tidak terasa haus lagi, air yang baik untuk penderita demam berdarah adalah air putih atau air mineral.


     2.    Istirahat yang cukup
Agar virus penyebab DBD tersebut tidak semakin meraja lela didalam tubuh penderita, maka akan sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh. Untuk menjaga tubuh agar tetap berstamina, maka akan sangat penting apabila penderita istirahat secara cukup, selain istiharat yang cukup, penderita tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas yang berat dan menguras banyak tenaga.
3.      Kompres air dingin
Setiap penderita penyakit demam berdarah pasti mereka akan merasakan demam atau panas selama beberapa hari, nah untuk mengatasi panas tersebut kompres kening penderita dengan menggunakan air dingin. Anda bisa menggunakan air es bila perlu. Dengan cara basahi waslap atau handuk kecil kamudian kompreskan ke dahi atau kening penderita hingga panasnya turun.
4.      Larikan ke dokter
Jika demam ataupun panas masih muncul lebih dari 4 hingga 1 minggu, maka segeralah membawa penderita demam berdarah ke dokter atau rumah sakit terdekat, karena jika dibiarkan akan menyebabkan penderita kehilangan nyawa atau meninggal dunia
   Terapi farmakologi
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok / persyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu) penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkinb di perlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet di lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Terhadap keluhan yang timbul, selanjutnya adalah pemberian obat – obatan misalnya :

          Parasetamol membantu menurunkan demam
          Garam elektrolit (oralit) jika di sertai diare
            Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
No
Nama Obat
ISI
Indikasi
Efek samping
1
Psidii Kapsul
Ekstrak jambu biji(psidii folium) 71,14% dan amilum sampai 100 ( setara dengan ekstrak psidiifolium 500 mg).
Meningkat jumlah trombosit
-
2
Paracetamol (generic)
Setiap (5ml) sendok teh mengandung paracetamol 100mg dan 500mg
Antipiretik/analgetik yang mana mengurangi rasa nyeri, demam, sakit kepala,nyeri pada otot
Dosis besar mengakibatkan fungsi hati
3
RL (lactatedringer injection USP)
Natrium laktat, natrium,NaCL, kalium laktat,natrium klorida, Nacl,kalium klorida, kalsium klorida
Mengebalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat
Larutan atau cara pemberian timbulnya panas infeksi pada tempat penyuntikan ekstravaksasi


17.  Selain pemeriksaan lab , pemeriksaan apa saja yang mungkin dilakukan ?
Jawaban:
Selain pemeriksaan lab dapat juga pemeriksaan uji tourniquet dan selain itu juga dapat pemeriksaan foto thorak atau foto dada gambaran ini sering ditemukan adalah adanya efusi pleura, efusi pleura adalah adanya penumpukan cairan pada rongga pleura di paru akibat adanya perembesan plasma yang merepukan tanda khas DBD
18.  Diet apakah yang kita berikan pada pasien ini ?
Jawaban :
Biasanya pada pasien DBD pasien sering memakan jambu biji atau meminum sirup kurma
Literature
Makanan dan minuman untuk penderita DBD
·         Jeruk
·         Jambu biji
·         Ekstrak daun papaya
·         Angkak
·         Jus sayuran
·         Jus buah
·         The herbal
·         Air kelapa
·         Jus lemon
·         Bubur
·         Susu
·         Telur

19.  Penyakit apa saja yang sering terjadi di daerah padat penduduk ?
Jawab:
Leteratur:
1.      Malaria 
Penyakit malaria memang tidak bisa dianggap enteng karena dapat beresiko kematian. Malaria sangat sering dijumpai di Indonesia, Meksiko dan Afrika, karena iklimnya yang sangat cocok untuk perkembangan nyamuk pembawa malaria tersebut. Sel tunggal Plasmodium parasit protozoa, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, parasit berkembang biak di hati menyerang sel-sel darah merah yang mengakibatkan siklus demam, menggigil, dan berkeringat disertai anemia. Parahnya kematian karena kerusakan organ vital dan gangguan suplai darah ke otak ini mencapai 90% yang tidak terselamatkan. Namun demikian, terdapat beberapa hal mudah yang bisa dilakukan dalam mencegah diantaranya mengoleskan lotion obat nyamuk, menggunakan obat nyamuk dimalam hari dan menggunakan kelambu saat tidur, meskipun saat ini kelambu jarang dipakai masyarakat modern saat ini.
2.      Tuberculosis
Indonesia termasuk negara dengan masyarakatnya yang beresiko tinggi mengalami TB. Bahkan tahun 90-an penyakit terbanyak dialami adalah Tuberculosis, dikarenakan menular dengan cepat lewat kontak fisik seperti bayi yang sedang meminum susu yang tidak dipasteurisasi. Akan tetapi saat ini TB mulai berkurang dengan adanya vaksinasi.
3.      Hepatitis A
Hepatitis A memang memiliki resiko lebih rendah, namun bukan berarti kita tidak harus waspada. Karena kenyataannya penyakit ini bisa berbahaya saat naik level menjadi Hepatitis B. Penyakit fungsi hati ini terjadi karena makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan kotoran, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk. Vaksin hepatitis pun tersebida di Indonesia bagi para wisatawan.
4.      Demam tifoid
Sama halnya dengan Hepatitis A, demam tifoid terjadi karena makanan yang terkontaminasi kotoran. Bakteri yang menyebar ditubuh akan menimbulkan demam tinggi, bahkan tercatat 20% dari orang yang mengalami penyakit ini tidak bisa diselamatkan.
5.      Demam berdarah
Nyamuk (Aedes aegypti) penyakit virus yang terkait dengan lingkungan perkotaan yang buruk, dengan gejala penyakit yang tiba-tiba demam dan sakit kepala parah, kadang-kadang membuat pendarahan yang menyebabkan kematian pada 5% kasus.
6.      Chikungunya
Masih karena nyamuk (Aedes aegypti) penyakit virus yang juga berkaitan erat dengan lingkungan perkotaan, dengan kasus mirip Demam Berdarah, ditandai dengan demam mendadak, ruam, dan nyeri sendi yang parah biasanya berlangsung 3-7 hari, beberapa kasus mengakibatkan arthritis persisten.
7.      Schistosomiasis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit cacing pipih trematoda Schistosoma. Siput air tawar bertindak sebagai penyebab utama yangmelepaskan bentuk larva parasit yang menembus kulit orang terkena air yang telah terkontaminasi. Cacing dewasa dan bereproduksi di dalam pembuluh darah, hati, ginjal, dan usus melepaskan telur, yang terperangkap dalam jaringan memicu respon imun, dapat menimbulkan penyakit kemih atau usus bahkan pada level selanjutnya menimbulkan kanker kandung kemih. Hal ini endemik di 74 negara-negara berkembang dengan 80% dari orang yang terinfeksi tinggal di sub-Sahara Afrika, dan sedikit di Asia Tenggara.
Di Indonesia sendiri penyakit ini, lebih banyak ditemukan di daerah Sulawesi. Solusi pencegahan agar tidak mengalami penyakit ini, adalah selalu meminum air bersih, atau air yang direbus terlebih dahulu.
8.      Japanese Enceohalitis B
Japanese Encephalitis B ditemukan di bagian Asia terutama timur selatan Asia. Hal ini ditularkan oleh nyamuk, yang berkembang biak di sawah, dalam banyak cara yang sama seperti malaria. Penyakit ini memang terbilang langka, dan kemungkinan besar terjadi di Jepang tak terkecuali Bali. Akan tetapi penyakit ini telah menyebar di bagian Asia dan jika terinfeksi bisa mengalami penyakit parah seperti halnya Malaria. Culex tritaeniorhynchusa adalah nyamuk penyebab penyakit ini, dengan gejala akut seperti kelumpuhan hingga koma, bahkan 30% yang mengelaminya tak terselamatkan.
9.       Rabies
Penyakit virus mamalia biasanya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, paling sering anjing. Virus mempengaruhi sistem saraf pusat yang menyebabkan perubahan otak dan kematian. Gejala awalnya adalah demam non-spesifik dan sakit kepala yang kemudia ke gejala neurologis, kematian terjadi dalam beberapa hari setelah timbulnya gejala. Di Indonesia sendiri tercatat sekitar 22 provinsi dengan Anjing terinfeksi Rabies.
10.   Polio
Vaksin polio termasuk dalam hampir setiap program vaksinasi masa kanak-kanak di seluruh dunia, sehingga seharusnya tidak ada risiko tertular di zona berisiko tinggi. Satu-satunya tempat di mana masih umum termasuk Nigeria, dan bagian dari India. Bagi wisatwan yang belum yakin sudah melakukan vaksinasi polio sebaiknya mengunjungi dokter untuk mengetahui lebih lanjut. Daftar penyakit-penyakit di atas, sebenarnya tidak hanya harus diwaspadai oleh wisatawan namun juga kita sebagai warga negara Indonesia, yang harus lebih waspada dan mencegah semua terjadi. Bahkan terlihat bahwa kebanyakan penyakit ditimbulkan oleh kita sendiri yang tidak menjaga lingkungan tetap bersih. Oleh karena itu, hidup bersih, hidup sehat lingkungan bersih, lingkungan sehat, sanitasi baik, maka Indonesia pun akan sehat, jiwapun lebih tenang.
20.  Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan pada kasus ini ?
Jawab :
a. Darah - Leukopenia dijumpai pada hari ke 2 atau ke 3 -  Dijumpai jugatrombositopenia dan hemokonsentrasi - Masa pembekuan normal, masa perdarahan memanjang -  Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, SGPT/SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat.
b.     Air Seni Mungkin ditemukan albuminurea ringan
 c.     Sumsum Tulang Pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian pada hari ke     hiperseluler dengan gangguan maturasi. Pada hari ke 10 kembali normal.
 d.    Uji Serologi dengan serum ganda ( Ig M ) dan serum tunggal ( Ig G )
e.    Isolasi Virus



C.   JUMP 3 : ANALISA MASALAH

a.       Tn. P dengan keluhan panas sekitar 4 hari yang lalu.
b.      Tn. P mengeluh nyeri kepala. mual muntah, tidak mau makan,  dan konstipasi selama 2 hari
c.       Hasil tourniquet test didapatkan petekie
d.      Hasil pemeriksaan lab trombositopenia dengan trombosit 90.000.000/mm3 dan nilai hematokrit dibawah normal.





D. JUMP 4 : SKEMA

Medis

FARMAKOLOGI

NON FARMAKOLOGI

1. Psidii Kapsul
2. Paracetamol
3. RL (lactatedringer injection USP)


1.Jeruk
2.Jambu biji
3.Ekstrak daun papaya
4.Air kelapa


DEFINISI
DBD adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
(Ngastiah,2005 : 368)

ETIOLOGI
 DBD disebabkan oleh virus dari kelompok Arbovirus B (arthropod-borne virus atau virus artropoda)Virus ini termasuk genus Flavirusdab famili Flaviviridae.

PATOFISIOLOGI
Infeksi virus terjadi melalui gigitan nyamuk, virus memasuki aliran darah manusia untuk kemudian bereplikasi (memperbanyak diri).

MANIFESTASI KLINIS
1.      Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.
2.      Perdarahan
3.      trombosit menurun
4.      Akral dingin, gelisah, tidak sadar (DSS, Dengue shock syndrome)




DBD

KOMPLIKASI
1.      Sindrom syok dengue
2.      Gagal ginjal akut
3.      Pendarahan
4.      Hipotensi
5.      Bradikardi
6.      Kerusakan hati

PENATAKSANAAN

PATHWAY

Non medis

PENGASAPAN

PENYULUHAN
 


























E. JUMP 5: TARGET DAN TUJUAN
1.    Mengidentifikasi pengertian penyakit atau gangguan kesehatan pada sistem hematologi.
2.    Menjelaskan clinical pathway dari manifestasi klinis yang ada pada gangguan sistem    hematologi.
3.    Mengidentifikasi proses timbulnya komplikasi yang dapat terjadi pada gangguan sistem hematologi.
4.    Menjelaskan berbagai pemeriksaan fisik dan penunjang yang diperlukan.
5.    Menjelaskan pengkajian keperawatan yang spesifik dan diperlukan pada klien.
6.    Menyebutkan diagnosis keperawatan yang mungkin dialami klien.
7.    Menjelaskan perencenaan keperawatan untuk mengatasi masalah klien.
8.    Menjelaskan tindakan keperawatan yang harus dilakukan.
9.    Menjelaskan terapi yang diberikan untuk mengatasi gangguan sistem hematologi serta keperawatannya.
10. Merumuskan berbagai pendidikan kesehatan pada klien dalam kerangka persiapan klien pulang.











F: JUMP 6 (KERANGKA TEORITIS)
A.    Pengertian
Dengue hemoragic fever adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus(arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aede(Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti).(Ngastiah,2005:368)
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (Arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. (Suriyadi,Rita Yuliani,2006:57)
Deman berdarah Dengue (Dengue Hemoragic Fever,selanjutnya di singkat DHF),ialah penyakit yang terdapata pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam,nyeri otot dan sendi,yang biasanya memburuk setelah 2 hari  pertama. (Hendrawanto, 2007:417)

B.     Etiologi dan Penularan
Penyebab DBD disebabkan oleh virus dengan dari kelompok Arbovirus B,yaitu arthropod-borne virus atau virus yang disebarkan oleh artropoda.Virus ini termasuk genus Flavirusdab famili Flaviviridae. Ada empat serotipe yaitu DEN-1,DEN-2,DEN-3,DEN-4.Serotipe DEN-3 merupakan jenis yang sering dihubungkan dengan kasus-kasus parah. Infeksi oleh salah satu serotip akan menimbulkan kekebalan terhadap serotip yang bersangkutan, tetapi tidak untuk serotipe yang lain. Keempat jenis virus tersebut semuannya terdapat di Indonesia. Di daerah endemik DBD, seseorang dapat terkena infeksi semua serotipe virus pada waktu yang bersamaan. David Bylon (1779) melaporkan bahwa epidemiologi dengue di Batavia disebebkan oleh tiga faktor utama, yaitu virus, manusia, dan nyamuk. Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegyti (di daerah perkotaan) dan Aedes albopictus (di daerah perdesaan). Nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia (terdapat virus dalam darahnya). Menurut laporan terakhir, virus dapat pula ditularkan secara transovariaal dari nyamuk ke telur – telurnya. Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8 – 10 hari terutama dalam kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang selama 4 – 6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama satu minggu. Cara penularan DBD dari nyamuk ke manusia diilustrasikan. Orang yang didalam tubuhnya terdapat virus dengue tidak semuanya akan sakit demam berdarah dengue. Ada yang mengalami deman ringan dan sembuh dengan sendirinya, atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit. Tetapi semuannya merupakan pembawa virus dengue selama satu minggu, sehingga dapat  menularkan kepada orang lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularannya. Sekali terinfeksi, nyamuk menjadi infektif seumur hidupnya.

Ciri – ciri nyamuk Aedes aegypti adalah :
·         Sayap dan badannya belang – belang atau bergaris - garis putih.
·         Berkembang biak diair jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi, Wc, tempayan, drum, dan barang – barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas,pot tanaman air, serta tempat minum burung.
·         Jarak terbang ± 100 cm
·         Nyamuk betina bersifat multiple biters(menggigit beberapa orang karena sebelum nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah tempat),
·         Tahan dalam suhu panas dan kelembapan tinggi

Penyebaran penyakit DBD di Jawa biasanya terjadi mulai bulan januari-mei .Faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas penyakit DBD antara lain:
1.      Imunitas pejamu
2.      Kepadatan populasi nyamuk
3.      Transmisi virus dengue
4.      Virulensi virus
5.      Keadaan geografis setempat.




Faktor penyebaran kasus DBD antara lain:
1.      Pertumbuhan penduduk
2.      Urbanisasi yang tidak terkontrol
3.      Transportasi
c.       Patofisiologi
Infeksi virus terjadi melalui gigitan nyamuk, virus memasuki aliran darah manusia untuk kemudian bereplikasi (memperbanyak diri). Sebagai perlawanan, tubuh akan membentuk antibodi, selanjutnya akan terbentuk kompleks virus-antibody dengan virus yang berfungsi  sebagai antigennya. Kompleks antigen-antibody tersebut akan melepaskan zat-zat yang merusak sel-sel pembuluh darah, yang di sebut dengan proses autoimun. Proses tersebut menyebabkan permeabilitas kapiler meningkat yang salah satunya di tunjukan dengan melebarnya pori-pori pembuluh darah kapiler. Hal tersebut akan mengakibatkan bocornya sel-sel darah, antara lain trombosit dan eritrosit. Akibatnya tubuh akan mengalami pendarahan mulai dari bercak sampai pendarahan hebat pada kulit, saluran pencernaan ( muntah darah, berak darah), saluran pernapasan (mimisan,batuk darah), dan organ vital ( jantung, hati, ginjal) yang sering mengakibatkan kematian.
d.      Manifestasi klinis
Pasien penyakit DBD pada umumnya di sertai dengan tanda-tanda berikut:
1.      Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.
2.      Manifestasi perdarahan dengan tes Rumpel-Leede (+), mulai dari petekie (+) sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau berak darah-hitam.
3.      Hasil pemeriksaan trombosit menurun (normal : 150.000-300.000µL), Hematokrit menurun (normal: pria <45, wanita <40)
4.      Akral dingin, gelisah, tidak sadar (DSS, Dengue shock syndrome)



e.        Pathway:
Klasifikasi
Derajat beratnya DBD dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
a.       Derajat 1 :
Derajat 1 biasanya ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari disertai dengan gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif.
b.      Derajat 2 :
Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.

c.       Derajat 3 :
Derajat 2 ditambah dengan kegagalan dalam sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20mmHg ), hipotensi (systole <80mmhg), disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah.
d.      Derajat 4 :
Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang tak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur, dapat disertai dengan penurunan kesadaran, sianotik dan asidosis.

(Derajat 1 dan 2 disebut DBD tanpa renjatan, sedangkan 3 dan 4 disebut DBD dengan renjatan atau DSS).
e.       Pemeriksaan Diagnostik   
a.       Klinik
·         Demam mendadak, terus menerus 2-7 hari.
·         Manifestasi perdarahan baik melalui uji tourniquet maupun perdarahan spontan pada kulit (petekie, ekimosis, memar) dan atau ditempat lain seperti epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena.
·         Hepatomegali
·         Renjatan, ditandai nadi cepat dan lemah tak teraba, tekanan darah menyempit (<20mmHg) atau hipotensi (<80mmHg) sampai tak terukur, kulit dingin, lembab, dan malaise
b.      Laboratorium
·         Trombositopenia : trombosit kurang dari 150.000/mm3, penurunan progresif pada pemeriksaan periodic dan waktu perdarahan memanjang.
·         Hemokonsentrasi : hematokrit saat MRS >20% atau meningkat progresif pada pemeriksaan periodic
·         Hb meningkat >20%
·         Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia, pada hari ke 2 dan ke 3 terjadi leucopenia
·         SGOT dan SGPT mungkin meningkat : ureum, pH drah bisa meningkat
.
c.       Pemeriksaan penunjang
·         Foto toraks lateral dekubitus kanan terdapat efusi pleura dan bendungan vaskuler
·         Darah rutin Hb, leukosit, hitung jenis ( limfosit plasma biru 6-30%)
·         Waktu perdrahan menggunakan cara LVY ( Nadi = 1-7 menit)
·         Darah -    Leukopenia dijumpai pada hari ke 2 atau ke 3 -    Dujimpai juga trombositopenia dan hemokonsentrasi -  Masa pembekuan normal, masa perdarahan memanjang -    Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, SGPT/SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat.
·         Air Seni Mungkin ditemukan albuminurea ringan
·         Sumsum Tulang Pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian pada hari ke 5 hiperseluler dengan gangguan maturasi. Pada hari ke 10 kembali normal.
·         Uji Serologi Dengan serum ganda ( IgM ) dan serum tunggal ( IgG )
·         Isolasi virus



f.       Komplikasi
a.       Perdarahan otak
b.      Syndrome distress nafas dewasa
c.       Infeksi nasokomial seperti pneumonia, tromboplobitis, sepsis dan syok sepsis
d.      Sindrom syok dengue
e.       Gagal ginjal akut
f.       Pendarahan
g.       Hipotensi
h.      Bradikardi
i.        Kerusakan hati





g.      Penatalaksanaan
Setiap pasien terkena DF atau DHF sebaiknya dirawat ditempat terpisah dengan pasien lain, setidaknya pada kamar yang bebas nyamuk. Penatalaksaannya adalah :
a.       Tirah baring
b.      Makanan lunak
c.       Bila belum ada nafsu makan dianjurkan minum banyak 1,5-2 liter/24jam ( susu, air gula, sirup)
d.      Medika mentosa yang bersifat simtomatis
e.       Antibiotic diberikan bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder
f.       Perlu diobservasi teliti terhadap penemuan dini tanda renjatan yaitu :
·            Keadaan umum memburuk
·            Hati makin membesar
·            Masa perdarahan memanjang
·            Hematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala.
Terapi untuk pengganti cairan yaitu :
a.       DBD tanpa renjatan
·         Minum banyak 1,5liter/hari
·         Cairan intravena bila : penderita muntah muntah terus, intake tidak terjamin, pemeriksaan berkala Hmt cenderung meningkat terus. Jenis cairan : RL atau Asering 5,10 ml/kgbb/24jam
b.      DBD dengan renjatan
·         Derajat IV :Infus asering 5/RL di guyur 100-200 ml sampai nadi teraba serta tensi terukur,biasanya sudah tercapai dalam 15-30 menit.
·         Derajat III :Infus asering 5/RL dengan kecepatan tetesan 20 ml/kgbb/jam setelah renjatan teratasi :
Ø  Tekanan sistol > 80 mmhg
Ø  Nadi jelas terasa
Ø  Amplitudo nadi cukup besar
·         Kecepatan tetesan di ubah 10 ml/kgbb/jam selama 4-6 jam.Bila keadaan umum baik,jumlah cairan sekitar 5-7 ml/kgbb/jam.Jenis RL :dextrose 5%= 1:1.Infus dipertahankan 48jam setelah renjatan.
·         Pada renjatan berat dapat diberikan cairan plasma atau pengganti plasma(expander plasma/dextran L) dengan kecepatan 10-20ml/kgbb/jam dan maksimal 20-30ml/kgbb/hari.Dalam hal ini dipasang 2 infus dimana satu untuk larutan RL dan satu untuk cairan plasma atau pengganti plasma.


Ada 3 fase penatalaksanaan penderita DBD secara umum yaitu:
a.       Fase demam
·         Pengobatan simtomatik dan suportif
·         Antipiretik diberikan untuk menurunkan demam, kompres demam dapat diberikan apabila pasien masih tetap panas.
·         Pengobatan supportif dapat diberikan untuk menghidrasi cairan yang hilang yaitu dengan pemberian ;larutan olarit,jus buah-buahaan dll
·         Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah hebat segera koreksi dengan pemberian cairan parenteral
·         Semua tersangka demam berdarah harus diawasi ketat setiap hari sejak sakit hari ke 3.
b.      Fase kritis
·         Rawat di bangsal khusus sehingga mudah untuk di awasi
·         Observasi tanda-tanda vital,asupan dan keluaran cairan dalam lembar khusus
·         Berikan oksigen pada penderita dengan syok
·         Hentikan pendarahan dengan tindakan tepat
·         Pemberian cairan intravena


c.       Fase penyembuhan
Cairan intravena dihentikan.Bila ditemukan gejala nafsu makan stidak meningkat atau perut terlihat kembung maka dapat diberikan buah-buahan atau oralit untuk menanggulangi gangguan elektrolit.
h.PENGKAJIAN     
1.   Biodata / Identitas:
DBD dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur < 15 tahun. DBD juga sering kali menjadi penyebab kematian. Endemik didaerah Asia tropik.
2.    Keluhan Utama : Panas / demam.
3.   Riwayat Penyakit Sekarang:
Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan tanda-tanda lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan  lembab.
Demam disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi,  kepala dan perut, nyeri ulu hati,  konstipasi atau diare.
4.   Riwayat Penyakit Dahulu:
Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF lagi, Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah diderita dahulu.
5.   Riwayat Penyakit Keluarga:
Penyakit DHF bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu keluarga ada yang menderita penyakit ini  kemungkinan tertular itu besar.
6.   Riwayat Kesehatan Keluarga:
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas and ban bekas.
7.   Riwayat Tumbuh Kembang Anak : Sesuai dengan tumbuh kembang klien.




8.   ADL
·            Nutrisi                : Dapat menjadi mual, muntah, anoreksia.
·               Aktifitas             : Lebih banyak berdiam di rumah selama musim hujan dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada seluruh tubuh, menurunnya aktifitas bermain.
·               Istirahat tidur     : Dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan nyeri.
·               Eliminasi alvi      : Dapat terjadi diare/ konstipasi, melena.
·               Personal hygiene            Pegal-pegal pada seluruh tubuh saat panas dapat meningkatkan ketergantungan   kebutuhan perawatan diri.
9.    Pemeriksaan
·            Keadaan umum
Suhu tubuh tinggi (39,4 – 41,1 0C), menggigil hipotensi,nadi cepat dan   lemah.

·              Kulit
        Tampak bintik merah (petekil), hematom, ekimosit.
·               Kepala 
         Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor (kadang).
·                  Dada
         Nyeri  tekan epigastrik, nafas cepat dan sering berat.
·                  Abdomen
Pada  palpasi teraba pembesaran hati dan limfe pada keadaan dehidrasi turgor kulit   menurun.
·                  Anus dan genetalia
Dapat  terganggu karena diare/ konstipasi.

·                  Ekstrimitas atas dan bawah
Ekstrimitas  dingin, sianosis.



10. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai:
·            Hb dan PCV meningkat (≥20%).
·           Trombositopenia (≤100.000/ml).
·           Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).
·           Ig.D.dengue positif.
·            Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoprotinemia, hipokloremia, dan      hiponatremia.
·           Urium dan PH darah mungkin meningkat.
·           Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO rendah.
·           SGOT/SGPT memungkinkan meningkat.



NO
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
1
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

Definisi : penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan.

Batasan karakteristik :
·         Perubahan karakteristik  kulit, ( warna, elastisitas, rambut, kelembapan, kuku, sensasi, suhu )
·         Perubahan tekanan darah diekstremitas
·         Waktu pengisian kapiler > 3 detik
·         Nyeri ekstremitas
·         Warna kulit pucat saat elevasi

NOC
v  Circulation status
v  Tissue perfusion : cerebral

Kriteria Hasil
Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan dapat menormalkan darah keperifer dengan kriteria hasil :

v  Tekanan systole dan dystole dalam rentang yang diharapkan
v  Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intakranial (tidak lebih dari 15 mmHg )
NIC
Peripheral sensation management
·      Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/ dingin/tajam/ tumpul
·      Monitor kemampuan BAB
·      Monitor adanya tromboplebitis
·      Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
2
Nyeri akut

Definisi : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa  aktual dan potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa  ( international assiciaton for the study of pain ) : awitan yang tiba- tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapt di antisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.

Batasan karakteristik :
·         Perubahan selera makan
·         Perubahan tekanan darah
·         Perubahan frekuensi jantung
·         Perubahan frekuensi pernapasan
·         Mengekspresikan (mis.  Gelisah, merengek, menangis )
·         Sikap melindungi area nyeri
·         Indikasi nyeri yang dapat diamati
·         Dilatasi pupil
·         Melaporkan nyeri secara verbal
·         Gangguan tidur

Faktor yag berhubungan
v  Agen cedera ( mis. Biologis, zat kimia, fisik, psikologis )
NOC
v Pain level
v Pain control
v Comfort level

Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan mampu mengatasi nyeri dengan kriteria hasil :
v  Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang mengguankanmanajement nyeri
v  Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri )
v  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

NIC
Pain management
·      Lakukan pengkajian nyeri secara komprahensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
·      Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
·      Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
·      Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
·      Monitor penerimaan pasien tentang management nyeri
3
Hipertermi

Definisi : peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal

Batasan Karakteristik
·         Kunvulsi
·         Kulit kemerahan
·         Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
·         Kejang
·         Takikardi
·         Takipneu
·         Kulit terasa hangat

Faktor-faktor yang mempengaruhi
·         Anastesia
·         Penurunan respirasi
·         Dehidrasi
·         Penyakit
·         Pemakaian pakaian yang tidaksesuai dengan suhu lingkungan
·         Peningkatan laju metabolisme
·         Mediaksi
·         Trauma 
·         Aktivitas berlebihan
NOC
Thermoregulation

Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu tubuh kembali normal dengan kriteria hasil:

v  Suhu tubuh dalam rentang normal
v  Nadi dan RR dalam rentang normal
v  Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
NIC
Fever Treatment
·      Monitor suhu sesering mungkin
·      Monitor IWL
·      Monitor warna dan suhu kulit
·      Monitor penurunan tingkat kesadaran
·      Monitor intake dn output
·      Berikan pegobatan untuk mengatasi demam kolaborasi pemberian terapi intravena
·      Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation
·      Monitor suhu minimal 2 jam
·      Rencanakan monitoring secara kontinyu
·      Monitor TD, Nadi dan RR
·      Monitor warna dan suhu
·      Monitor tanda- tanda hipertermi dan hipotermi
·      Selimuti klien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
·      Berikan anti piretik bila perlu 
4
 Kekurangan Volume Cairan

Definisi : penurunan cairan intravaskuler, intersisial, dan/ atau intraseluler ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa perubahan pada natrium  

Batasan karakteristik :
·         Perubahan status mental
·         Penurunan tekanan darah
·         Penurunan tekanan nadi
·         Penurunan volume nadi
·         Penurunan turgor kulit
·         Penurunan turgor lidah
·         Membram mukosa bibir
·         Kulit kering
·         Peningkatan Hematokrit
·         Peningkatan suhu tubuh
·         Peningkatan frekuensi nadi
·         Penurunan berat badan
·         Kelemahan
Faktor yang berhubungan
·         Kehilangan cairan aktif
·         Kegagalan mekanisme regulasi

NOC
v  Fluid balance
v  Hydration
v  Nutrional Status : food and fluid intake

Kriteria Hasil :
Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan volume cairan dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :
v  Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal HT normal.
v  Tekanan darah, Nadi, Suhu tubuh dalam batas normal
v  Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membram mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
NIC
Fluid Management
·      Monitor status hidrasi (kelembapan membram mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) jika diperlukan
·      Monitor vitalsign
·      Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian
·      Monitor status nutrisi
·      Atur kemungkinan transfusi
Hypovolemia Management
·      Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
·      Monitor tingkat Hb dan hematokrit
·      Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan
·      Monitor berat badan
5
Resiko syok

Definisi : Beresiko terhadap ketidak seimbangan aliran darah kejaringan, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa
Faktor resiko
·         Hipotensi
·         Hipovolemi
·         Hipoksemia
·         Hipoksia
·         Infeksi
·         Sepsis
·         Sindrom respons inflamasi sistemik
NOC
v  Syok prevention
v  Syok management

Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan dapat mengatasi  resiko syok dengan kriteria   hasil :

v  Nadi dalam batas yang diharapkan
v  Irama jantung dalam batas yang diharapkan
v  Frekuensi nafas dalam batas yang diharapkan
v  Irama nafas dalam batas yang diharapkan
v  PH darah serum dbn
Indicator Hidrasi :
v  Mata cekung tidak ditemukan
v  Demam tidak ditemukan
v  TD dbn
v  Hematokrit dbn
NIC
syok prevention
·      Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR, dan ritme, nadi perifer,dan kapiler refil.
·      Monitor suhu dan pernafasan
·      Monitor input dan output
·      Monitor tanda dan gejala asites
·      Monitor tanda awal syok
·      Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat
·      Berikan vasodilator yang tepat
·      Ajarkan keluarga dan pasien langkah untuk mengatasi gejala syok
Syok management
·      Monitor tekanan nadi
·      Monitor status cairan, input output,
·      Catat gas darah arteri dan O2 dijaringan
·      Monitor nilai laboraturium ( misalnya CBC dengan diferensial) koagulasi profil,ABC, tingkat laktat, budaya,dan profil kimia). 
6
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
                    
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik

Batasan Karakteristik
·         Kram abdomen
·         Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
·         Bising usus hiperaktif
·         Kurang minat pada makanan
·         Membran mukosa pucat
·         Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
·         Kelemahan otot pengunyah

Faktor-faktoryang mempengaruhi
·         Faktor biologis
·         Fakto psikologis
·         Fakto Ekonomi
·         Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi  nutrien
·         Ketidak mampuan menelan makanan
NOC
v  Nutrional status : Food and fluid intake
v  Nutrional status : nutrient intake
v  Weight control

Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan  nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil:

v  Adanya peningkata berat badan sesuai dengan tujuan
v  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
v  Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v  Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
v  Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
v  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC
Nutrition Management
·  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan jumblah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien
·  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vit. C
·  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
·  Berikan informasi tentang nutrisi
·  Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition monitoring
·  BB klien dalam batas normal
·  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
·  Monitor pucat, kemerahan,dan kekeringan jaringan konjungtiva
·  Monitor turgor kulit
·  Monitor kalori dan intake nutrisi



7
Resiko Perdarahan

Definisi : Beresiko mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu kesehatan

Faktor resiko :
·         Aneurisma
·         Sirkumsisi
·         Defesiensi pengetahuan
·         Riwayat jatuh
·         Gangguan gastrointestinal ( mis. Penyakit ulkus lambung, polop, varises )
·         Trauma
·         Efek samping terkait terapi (mis. Pembedahan, pemberian obat, pemberian produk darah defesiensi trombosit, kemoterapi)
NOC
v  Blood lose severity
v  Blood Koagulation

Karakteristik hasil
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan 3x24 jam diharapkan dapat menurunkan resiko perdarahan dengan kriteria hasil :

v  Tidak ada hematuria dan hematemesis
v  Kehilangan darah yang terlihat
v  Tekanan darah dalam batas norml systole dan dyastole
v  Tidak ada distensi abnormal
v  Hemoglobin dan Hemotokrit dalam batas normal
v  Plasma, PT, PTT dalam batas normal
NIC
Bleeding precautions
· Monitor ketat tanda- tanda perdarahan
· Catat nilai Hb dan HT sebelum dan sesudah terjadinya perdarahan
· Monitor TTV ortostatik
· Kolaborasi dalam pemberian produk darah ( pletelet atau fresh frozen plasma )
· Hindari mengukur suhu lewat rektal
· Identifikasi penyebab perdarahan
· Monitor tred tekanan darah dan parameter hemodinamik ( CVP, pulmonary capilary / artery wedge pressure)
· Monitor status cairan yang meliputi intake dan output
8
Ketidak efektifan pola nafas

Definisi : inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberi ventilasi.

Batasan Karakteristik
·         Perubahan kedalaman pernafasan
·         Perubahan ekskursi  dada
·         Mengambil posisi tiga titik
·         Bradipneu
·         Penurunan tekanan ekspirasi
·         Penurunan ventilasi semenit
·         Penurunan  kapasitas vital
·         Dispneu
·         Peningkatan diameter anterior- posterior
·         Pernafasan cuping hidung
·         Orthopneu
·         Fase ekspirasi memanjang
·         Pernafasan bibir
·         Takipneu
·         Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas

Faktor-faktor yang berhubungan
·         Ansietas
·         Posisi tubuh
·         Deformitas tulang
·         Deformitas dinding dada
·         Keletihan hiperventilasi
·         Sindrom hipoventilasi
·         Gangguan muskuloskeletal
·         Kerusakan neurologis
·         Obesitas
·         Nyeri
·         Keletihan otot pernafasan medula spinalis
NOC
v  Respiratory status : ventilasi
v  Respiratory status : Airway patency
v  Vital sign status

Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan  pola nafas kembali normal dengan kriteria hasil :

v  Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
v  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
v  Tanda- tanda vital dalam rentang normal ( tekanan darah, nadi, pernafasan )

NIC
Airway management
· Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
· Posisikan klien untuk memksimalkan ventilasi
· Identifikasi klien perlunya pemasangan alat nafas buatan
· Lakukan fisio terapi dada
· Keluarkan sekret dengan batuk atau saction
·  Monitor respirasi  dan status O2.

Oxygent Therapy
·  Bersihkan hidung, mulut dan secret trakea
·  Pertahankan jalan nafas yang paten
·  Monitor aliran O2
·  Pertahankan posisi klien
·  Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi.
·  Monitor adanya kecemasan klien terhadap oksigenasi

Vital sign motoring
·  Monitor TD, nadi, suhu dan RR.
·  Catat adanya fluktuasi tekanan darah
·  Monitor frekuensi dan irama pernafasan
·  Monitor suara paru
·  Monitor suhu, warna dan kelembapan kulit
·  Monitor sianosi perifer
·  Monitor pola pernafasan abnormal
·  Identifikasi penyebab perubahan vital sign.






h.    Penyuluhan
Cara mencegah DBD
a.       Pembersihan jentik
·         Program pemberantasan sarang nyamuk ( PSN )
·         Larvasidasi ( penebaran butiran pengendali larva/jentik nyamuk DBD maupun Malaria)
·         Menggunakan ikan untuk memakan jentik-jentik nyamuk (ikan kepala timah, cupak, sepat)
·         Lakukan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
b.      Pencegahan gigitan nyamuk
·         Menggunakan kelambu
·         Menggunakan obat nyamuk ( bakar, oles, semprot, elektrik )
·         Tidak melakukan kebiasaan berisiko (menggantung baju, membiarkan air tergenang)
·         penyemprotan





Discharger planning
1.      Minum yang cukup, di selingi minuman sari buah-buahan (tidak harus jus jambu) ukur jumlah cairan yang keluar dan yang minum
2.      Upayakan untuk makan dan istirahat yang cukup
3.      Untuk perlindungan gunakan obat anti nyamuk yang mengandung DiET saat mengunjungi tempat endemic dengue
4.      Cegah perkembangbiakan nyamuk dan kenali tanda dan gejalanya
5.      Buang sampah pada tempatnya dan perbaiki tempat penyimpanan air untuk mencegah nyamuk berkmbang biak dengan menutup tempat penampungan,  menggosokan air tergenang dari  ban bekas, kaleng bekas, pot bunga
6.      Pada pasien DBD tidak boleh diberikan asetosal, aspirin, antiinflamasi nonsteroid karena potensial mendorong terjadinya perdarahan
7.      Melakukan absetesasi tempat-tempat penampungan air untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk. Untuk abate yang di taburkan kedalam bak tendon air, satu sendok makan abate untuk bak ukuran 1m x 1m x1m atau 10mg dalam 100 liter air. Jangan di kuras 1 bulan karena obat ini melapisi dinding bak air sehingga kalau ada jentik, jentik akan mati.











Daftar pustaka:
Cecily, L Beth, Linda A Sowden.2002.Buku Saku keperawatan pediatric,Edisi 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi. EGC: Jakarta
Demam berdarah/ Hindra I. Satari dan Mila Meiliasari
Depkes RI, Data Kasus DBD Nasional, Jakarta. 1995
Depkes RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyemprotan dan Insektisida dalam pemberantasan Penyakit DBD, Jakarta. 1992
Depkes RI, Petunjuk Teknis Penemuan, pertolongan dan pelaporan Penderita Penyakit DBD, Jakarta 1992
Depkes RI, pengamatan penyakit DBD, Jakarta.1992
Effendy, Christantie, (1995), Perawatan Pasien DHF, EGC ; Jakarta.
Hadinegoro, S. Rezeki. 2002. Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Hastuti,Oktri.2008.Demam Berdarah Dengue.Kamisus.Yogyakarta
Hastuti, oktri 2008. Demam berdarah dengue penyakit dan cara pencegahan. Yogyakarta : kanusius
Hendarwanto, (1996), Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, FKUI ; Jakarta.
Mansjoer, Arif, et al. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Pasaribu, Syahril. 1992. Paenatalaksanaan Demam Berdarah Dengue. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Medan

Syaifullah,N. 1998. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam, FKUI : Jakarta
http://www.essentialtravel.co.uk/magazine/top-10/tropical-diseases.asp
http://journals.plos.org/plosntds/article?id=10.1371/journal.pntd.0002449

https://www.lonelyplanet.com/indonesia/health
https://srimujiasih.wordpress.com/2015/03/04/pemeriksaan-hematokrit-hmt/



      







Copyright © 2014 Coretaniwin All Right Reserved