Proses Dekolonisasi Negara-Negara Asia-Afrika
Proses
Dekolonisasi Negara-Negara Asia-Afrika
Istilah dekolonisasi berasal dari bahasa Inggris, decolonization,
yang terdiri dari de (tidak) dan colonization (penjajahan). Dua
kata tersebut dapat didefinisikan sebagai kemerdekaan.
Sejak permulaan abad-20
bangsa-bangsa di kawasan Asia-Afrika mulai bangkit menentang kekuasaan
bangsa-bangsa Eropa. Perjungan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di Asia-Afrika
itu bertujuan untuk mencapai kemerdekaannya agar terbebas dari segala bentuk
kekuasaan bangsa asing. Semangat perjuangan bangsa Asia dan Afrika ini
meningkat dikawasan Asia-Afrika. Muncullah proses dekolonisasi di kawasan
Asia-Afrika diawali oleh bangkitnya rasa rasiolosme dari bangsa-bangsa
dikawasan Asia, seperti munculnya gerakan nasiolisme.
Kemudian proses dekolonisasi dilanjutkan munculnya Negara-negara baru di kawasan Asia Afrika melalui berbagai bentuk perjuangan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di kawasan Asia Afrika.
Kemudian proses dekolonisasi dilanjutkan munculnya Negara-negara baru di kawasan Asia Afrika melalui berbagai bentuk perjuangan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di kawasan Asia Afrika.
Gerakan Dekolonisasi di Kawasan
Asia-Afrika yang dimulai sejak abad ke-20 disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu:
1. Kenangan kejayaan masa lampau
Sebelum imperialisme Barat masuk ke timur, bangsa-bangsa di Asia pada
umumnya pernah memiliki negara kekuasaan yang jaya dan berdaulat. Misalnya
bangsa Indonesia pernah memiliki kejayaan pada masa Majapahit, atau India yang
pada masa Kekaisaran Ashoka.
2. Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme
Pelaksanaan imperialisme di Asia-Afrika menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi bangsa-bangsa yang terjajah, karena kaum imperialis hanya mengeruk keuntungan demi kejayaan bangsannya sendiri. Inilah salah satu alasan yang mendorong timbulnya perlawanan-perlawanan bersifat nasional.
Pelaksanaan imperialisme di Asia-Afrika menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi bangsa-bangsa yang terjajah, karena kaum imperialis hanya mengeruk keuntungan demi kejayaan bangsannya sendiri. Inilah salah satu alasan yang mendorong timbulnya perlawanan-perlawanan bersifat nasional.
3. Munculnya golongan cendekiawan
Golongan cendekiawan muncul akibat perkembangan dan meningkatnya pendidikan. Penyebaran kaum cendekiawan tersebut menimbulkan berbagai gerakan yang menentang penjajah. Karena itu, kaum cendekiawan pribumi menjadi penggerak atau pemimpin pergerakan nasional.
Golongan cendekiawan muncul akibat perkembangan dan meningkatnya pendidikan. Penyebaran kaum cendekiawan tersebut menimbulkan berbagai gerakan yang menentang penjajah. Karena itu, kaum cendekiawan pribumi menjadi penggerak atau pemimpin pergerakan nasional.
4. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Ketika Jepang diperintah oleh Tenno Meiji, Jepang memasuki zaman modernisasi yang banyak membawa perubahan terhadap perkembangan di dunia Internasional pada masa itu. Jepang adalah Negara di Asia yang pertama kali maju dengan pesat di banyak bidang teknologi, ilmu pengetahuan, politik, social-ekonomi, kebudayaan dan di bidang lain. Bahkan, kekuatan militer Jepang mulai diperhitungkan oleh bangsa-bangsa Barat, termasuk Amerika Serikat dan Bangsa Eropa pada masa itu.
Ketika Jepang diperintah oleh Tenno Meiji, Jepang memasuki zaman modernisasi yang banyak membawa perubahan terhadap perkembangan di dunia Internasional pada masa itu. Jepang adalah Negara di Asia yang pertama kali maju dengan pesat di banyak bidang teknologi, ilmu pengetahuan, politik, social-ekonomi, kebudayaan dan di bidang lain. Bahkan, kekuatan militer Jepang mulai diperhitungkan oleh bangsa-bangsa Barat, termasuk Amerika Serikat dan Bangsa Eropa pada masa itu.
Untuk membuktikan kekuatan militer Jepang, Korea menjadi sasaran pertama
Jepang. Kemenangan yang diperoleh Bangsa Jepang, menyebabkan pasukan Jepang
melanjutkan ekspansinya ke Manchuria. Saat itulah pasukan Jepang berhadapan
dengan Bangsa Rusia. Kemenangan Jepang atas Rusia ini ternyata berdampak luas
di wilayah Asia. Bangsa-bangsa di Asia mulai bangkit menentang penjajahan
Barat. Gerakan Nasionalisme Jepang menjadi motivasi utama bangsa-bangsa lain di
Asia-Afrika untuk merdeka.
A.
Nasionalisme di Jepang
Nasionalisme di Jepang muncul setelah kedatangan
bangsa barat ke Jepang yang dipelopori oleh Komodor Matthew Calbraith Perry
yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian Shimoda oleh Shogun Yoshinabu
Tokugawa pada tahun 1854 yang isinya pelabuhan-pelabuhan Shimoda dan Hakodate
dibuka untuk perdagangan bangsa asing. Sejak saat itu Jepang menjadi negara
yang terbuka untuk bangsa barat dan bangsa-bangsa yang lain. Sebelumnya Jepang
menerapkan politik isolasi yang membatasi kontak dengan bangsa lain. Pada waktu
itu, di Jepang sedang terjadi gerakan anti Shogun (Shogun adalah pemerintahan
yang bercorak militer yang dipimpin oleh seorang panglima tentara, Sering juga
disebut dengan pemerintahan Bakufu artinya pemerintahan tentara di bawah
Shogun). Para pendukung gerakan ini menginginkan kekuasaan pemerintahan
diserahkan kembali kepada kaisar. Akhirnya pada tanggal 8 November 1867 Shogun
meletakkan jabatannya dan menyerahkan kekuasaannya kepada kaisar Meiji atau
Kaisar Mutsuhito. Pada masa pemerintahan kaisar Meiji dilaksanakn program
restorasi yang bertujuan mengejar ketertinggalan bangsa Jepang terhadap bangsa
lain, khusunya Barat.
Pembaharuan
awal :
a. Pada
tanggal 3 Januari 1868 Kaisar Meiji mengumumkan dihapuskannya sistem
pemerintahan bakufu.
b. Kaisar
Meiji membentuk Gen-fo-in (badan konstituante), yang bertugas menyusun undang-undang
dan mengurus kehakiman
c. Untuk
memperkokoh kedudukan pemerintah dan kesatuan bangsa Jepang maka Kaisar Meiji
mengambil tindakan-tindakan berikut:
-
Memindahkan ibu kota negara dari Kyoto ke Tokyo
- Diciptakan
bendera kebangsaan Hinomaru
- Syintoisme
dijadikan agama negara
- Diciptakan
lagu kebangsaan Kimigayo
- Semangat
Busyido menjadi cita-cita umum rakyat Jepang
d. Pada
tanggal 6 April 1868 Kaisar Meiji mengumumkan proklamasi yang akan membentuk
parlemen sebagai wakil rakyat.
e.
Tentara-tentara pribadi milik kaum bangsawan dibubarkan dan dibentuk tentara
nasional Jepang.
Pembaharuan secara modern merupakan kelanjutan
dari pembaharuan tahap pertama yang meliputi beberapa aspek yakni:
a. Dalam
bidang politik / pemerintahan dilakukan penghapusan sistem feodalisme dan
membentuk pemerintahan yang bersifat desentralisasi agar pemerintahan menjadi
kuat. Pada tahun 1889 diumumkan berlakunya Undang-Undang dasar negara Jepang
parlemen (Gikai) yang terdiri dari 2 majelis yaitu majelis tinggi dan majelis
rendah.
b. Dalam
bidang sosial menghapuskan sistem hukum yang berdasarkan pelapisan sosial dan
menegakkan persamaan derajat
c. Dalam
bidang militer, Kaisar Meiji membentuk Gunbatsu atau Departemen Pertahanan yang
bertanggung jawab kepada kaisar. Setiap warga negara yang berusia 20 tahun
dikenakan wajib militer. Persenjataan dibeli dari negara-negara Eropa Barat.
Mengirim keluarga Satsuma untuk belajar pada Angkatan Laut Inggris dan keluarga
Chosu untuk belajar pada Angkatan Darat Prusia (Jerman)
d. Pada
bidang pendidikan, Jepang mengirim mahasiswanya untuk belajar di negara-negara
barat. Selain itu juga mendatangkan tenaga ahli dari negara-negara Barat. Tahun
1871 dibentuk Departemen Pengajaran, bertugas melakukan pembaharuan pendidikan
dengan sistem Eropa Barat. Dikeluarkannya Undang-undang wajib belajar, bagi
setiap anak yang berusia 6-14 tahun. Didirikan sekolah-sekolah menengah dan
perguruan tinggi di seluruh negeri jepang.
e. Bidang
Ekonomi dan industri, Dikeluarkan peraturan baru tentang kepemilikan tanah dan
pajak pertanian, mendirikan laboratorium-laboratorium penelitian tanaman
pertanian, mendatangkan ahli-ahli pertanian dan mesin-mesin pertanian modern
dari Eropa Barat, mendatangkan mesin-mesin industri modern dari Inggris,
meningkatkan hasil produksi teh dan sutera untuk memperoleh devisa negara ,
membangun pabrik, galangan kapal, pusat pembangkit listrik, jaringan
telekomunikasi, jalan kereta api, dsb.
Akibat dari
restorasi ini, jepang menjadi negara yang paling maju di kawasan Asia. Salah
satu prestasi dari kemajuan di bidang militer adalah keberhasilan Jepang
mengalahkan Rusia pada tahun 1905.
B. Nasionalisme
Turki
Pemerintah Turki yang sangat lemah mendapat julukan
"The Sick Man from Europe". Pada tahun 1919 muncullah gerakan Turki
Muda yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha, tujuannya adalah untuk mengusir
kekuatan sekutu dan rezim lama yang lemah. Pada tanggal 23 Juli 1923
ditandatangani perjanjian Laussane antara Turki dan Sekutu yang isinya:
a. Thracia
Timur dikembalikan ke Turki]
b. Turki
melepaskan semua daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki, yaitu Arab yang
menjadi negara merdeka, Libia diambil alih Italia, Mesir, Palestina, Irak dan
Siprus diambil alih oleh Inggris, Suriah dan Libanon diambil alih oleh Prancis.
c. The
Straits (selat) terbuka untuk semua kapal
d. Semua hak
ekstrateritorial bangsa asing dihapuskan
e. Tidak ada
keharusan bagi Turki untuk mengurangi angkatan perangnya
f. Turki
tidak perlu membayar kerugian perang
g. Turki
harus melindungi minoritas
Mustafa
Kemal Pasha berupaya menjadikan Turki republik modern. Kebijakannya untuk
memodernkan Turki yaitu dengan :
a. Menyusun
undang-undang dasar baru
b.
Melaksanakan ekonomi etatisme
c.
Melaksanakan rencana pembangunan lima tahun
d. Huruf
Arab diganti dengan huruf latin
e.
Melaksanakan pemerintahanan sekuler
C.
Nasionalisme Mesir
Pada tahun 1881 timbul pemberontakan rakyat di Mesir
yang dipimpin Arabi Pasya. Peristiwa ini merupakan kebangkitan semangat
kebangsaan Mesir, yang kemudian berkembang dalam bentuk gerakan pembaharuan
dalam Islam, yang dikenal dengan Gerakan Salafiah, dipelopori oleh para alim
ulama seperti Jamaluddin Al Afghani, Syah Muhammad Abduh, dan lain-lain. Pada
bulan februari 1922 Inggris menyatakan kemerdekaan Mesir.
D.
Nasionalisme di Libya
Di Libya, prgerakan nasionalisme dipelopori oleh Raja
Idris El-Sanusi. Ia mulai memimpin perjuangan rakyat Libya dalam melawan
dominasi penjajahan Italia tahun 1916. Keberhasilan pergerakan nasionalisme yang
dipimpin olehnya tercapai pada tahun 1949. Ia memelopori pendeklarasian Libya
sebagai Negara merdeka dengan menetapkan Tripoli sebagai ibukota Negara.
Peristiwa itu terjadi dengan seiring kalahnya Italia pada Perang Dunia II.
Idris El-Sanusi juga berperan dalam memersatukan Tripolitania, Fezzan, dan
Cyrenaica tahun 1949. Meskipun tersingkir dari kudeta militer yang dipimpin
oleh Muammar Khadafi di tahun 1969, Idris telah berhasil memimpin perjuangan
nasionalisme Libya.
E.
Nasionalisme di Birma (Myanmar)
Di Birma
(Myanmar), proses dekolonisasi berlangsung dalam rangka melepaskan diri dari
jajahan Inggris. KolonialInggris menjajah Birma sejak 1886 hingga 1942.
Penjajahan Inggris di Birma mempunyai peran dalam meningkatkan rasa
nasionalisme rakyat Birma dalam menentang pemerintahan kolonial ini.
Meningkatnya nasionalisme rakyat Birma dipicu oleh pindahnya pemerintahan
colonial Inggris dari kota Mandalay ke kota Yangoon tahun 1886. Kota Yangoon
digunakan Inggris sebagai subbagian dari pemerintahan Inggris di India.
Akibatnya,
banyak warga India yang bermigrasi ke Birma. Di sisi lain, di bawah
pemerintahan colonial Inggris, Birma menjadi salah satu Negara pengekspor beras
terbesar di dunia. Hal ini membuat Birma mengalami masalah disintegrasi social.
Penyebabnya karena system perekonomian tersebut tidak dikuasai oleh rakyat
Birma, melainkan oleh pemerintah colonial Inggris. Pergerakan nasionalisme pun
mulai muncul. Salah satunya adalah pergerakan yang bernama Young Men’s
Buddhist Association atau Asosiasi Pemuda Budha. Perwujudan aksinya adalah
dengan melakukan demonstrasi dan pemogokan kerja, serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam politik dan pemerintahan Negara bentukan Inggris.
Hal itu dilakukan untuk melancarkan reformasi
total di Birma. Mereka juga melakukan agitasi mengenai pentingnya pemisahan
diri dari India dan pembentukan Negara Birma merdeka.
Munculnya
pergerakan nasionalisme masyarakat Birma tidak hanya terjadi di perkotaan,
melainkan juga di pedesaan di derah pedesaan, muncul gerakan pemberontakan
terhadap pemerintahan kolonial Inggris yang bernama Saya San Rebellion pada
1930 hingga 1932. Pergerakan inimendapat dukungan yang kuat dari rakyat Birma,
meskipun tidak lama kemudian diberantas habis oleh pemerintahan kolonial
Inggris. Akan tetapi bibit-bibit penggerak kemerdekaan Birma lainnya pu
bermunculan. Para penggerak ini lazimnya adalah aktivis dari kalangan mahasiswa
atau yan biasa disebut dengan Thakin. Salah satu Thakin yang menonjol adalah U
Aung San. Ia adalah mantan prajurit yang dididik oleh Jepang dan kemudian
membentuk Burma Independence Army (BIA), atau Tentara Pembebasan Birma.
Meskipun BIA membantu Jepang untuk menginvasi Birma pada masa Perang Dunia II,
pergerakan ini kemudian menjadi pelopor dalam menyingkirkan penjajahan Jepang
dari Birma. Pada proses deklnisasi Jepang dari Birma, BIA mengubah namanya
menjadi Anti-Fascist People’s Freedom League (AFPFL). Kemerdekaan Birma
kemudian da proklamirkan pada 4 Januari 1948. presiden pertamanya adalah Sao
Shwe Thaik, dengan perdana mentri Thakin Nu.
Transformasi
politik di kawasan Asia dan Afrika pasca-Perang Dunia II memiliki kecenderungan
berupa faham sosialisme yang cukup mendominasi. India, Birma, bahkan Indonesia
sekalipun memiliki unsur sosialisme yang sangat kental di dalam pergerakan
nasionalismenya . Di India, pemerintahan Pandit Jawaharlal Nehru yang
berlangsung pada masa awal kemerdekaan India sangat bernuansa sosialis demekian
pula Birma, unsure komunisme berperan cukup besar. Mayoritas kursi pemerintahan
Birma oleh orang-orang berpemikiran sosialisme-komunisme. Di Indonesia, faham
komunisme berkembang dengan dibentuknya Partai Komunis Indonesia pada masa
pergerakan nasional, tetapi surut pada masa pendudukan Jepang. Gerakan komunis
muncul lagi pasa Perang Dunia II ketika terjadi pemberontakan komunis pada 1948
di Madiun.
Kelahiran Negara-Negara Baru di
Asia-Afrika
A. RRC
China Yang
Berpaham Komunis,Merupakan salah satu dari The Big Five(Amerika
Serikat,Unisoviet,Inggris,Perancis,China).China yang dimaksud adalah China Nasionalis
dibawah presiden Chiang Kai Shek.
Kemudian
tejadi perang pendirian yang berbeda pada tahun 1946.Akhirnya Chiang Kai Shek
terpaksa meninggalkan daratan China karena Maotse Tung berhasil melakukan
berbagai serangan kemudian tanggal 1Oktober 1949 Kung Chang Tong
memproklamasikan berdirinya RRC dengan Ibukota Beijing dan ketua (presiden) Mao
Tse Tung.
B. Republik
Rakyat Korea Selatan
Korea
Selatan berbentuk negara Republik Korea dengan Ibukota Seoul dan Syngman Rhee
sebagai presidennya pada tanggal 15 agustus 1948.
C. Malaysia
Saat itu
Malaya sedang dikuasai oleh pemerintah inggris kemudian terbentuknya
Perserikatan Tanah Melayu (1957),karena adanya perundingan antara pemerintah
Inggris dengan Malaya.Dan perserikatan tersebut tergantung dalam Commonwealth
of nations dengan Ibukota Kuala Lumpur.
D. Singapura
Awalnya
Singapura bergabung dengan Malaysia,Tetapi sejak 9 Agustus 1965.Singapura
menarik diri dari Malaysia dan menjadi Republik Singapura hingga kini.
E.
Indo-China
Sejak tahun
1940,indo china yang menjadi jajahan perancis diduduki oleh Jepang.Gerakan
rakyat bersenjata bersatu menentang Jepang yang terkoordinasi dalam gerakan
Vietminh dan Vietnam Doc Lap Dong Minh Hoa(persatuan Kemerdekaan
Vietnam,dipimpin oleh Nguyen Ai Quoc(Ho Chi Minh).Ho.C.M memproklamasikan
kemerdekaan Indo-China pada 22 Agustus 1945.
Vietnam pada
tahun 1946,terjadi perundingan antara Vietnam dengan Perancis di
Fontainebleau(perancis).Perundingan mengalami kegagalan sehingga perang antara
Vietnam dengan Perancis sejak tahun 1946 sampai 1954.Vietnam melakukan perang
gerilya dipimpin oleh Nguyen Giap.Pada tahun 1954 benteng Perancis di Dein Phu
dikalahkan pasukan Vietnam.
Laos sejak
tahun 1949,Laos menjadi negara merdeka dalam lingkungan Uni Perancis. Dalam
perun dingan Jenewa (1954),kemerdekaan Laos diakui dengan Raja Somdet Prachao
Sisavang Vong sebagai pemegang tampuk pemerintahannya.
Kamboja pada
tahun 1947,Kamboja dibawah pimpinan Pangeran Norodom Sihanouk maju selangkah
menjadi negara monarki yang yang berundang-undang dasar.Pada tahun 1949,Kamboja
diakui sebagai negara merdeka dalam lingkungan Uni Perancis.Pada tahun
1953,Kamboja keluar dari lingkungan Uni Perancis dan menjadi negara merdeka
yang berdiri sendiri.
Thailand
pada akhir tahun 1941,Muangthai diduduki oleh Jepang,dan menunjuk Luang Phibun
Songram sebagai penguasa Muangthai.
Dengan
tertembaknya Raja Ananda Mahidol (1946) menyebabkan Jendral Luang Phibun
Songram kembali memimpin Muangthai.Pemerintahan Phibun Songram menunjukan sikap
antikomunis.Sebagai pengganti Raja Ananda Mahidol diangkat adiknya Phumiphon
Aduldet yang masih berusia 19 tahun yang sedang balajar di Swiss.Dalam
melaksanakan pemerintahannya,Phumiphon.A dibantu oleh Dewan Kerajaan hingga
tahun 1950.
F. Pakistan
Pakistan
berdiri pada tanggal 15 Agustus 1947.Muhammad Ali Jinnah (Ketua Liga Muslim)
menjadi Gubernur Jendral berkedudukan di Karachi dan Perdana Menterinya bernama
Liquat Ali Khan.Sebagai negara muda,Pakistan Mempunyai beberapa masalah yang
menjadi hambatan di anataranya :
1. Hubungan
dengan India menjadi tegang karena masalah Kashmir.
2. Bentuk
geografis Pakistan yang ganjil,yaitu terdiri dari dua bagian,Pakistan Barat dan
Pakistan Timur yang dipisahkan oleh India.
G. Sri Lanka
Negara Sri
Lanka atau Sailan (Ceylon)adalah sebuah negara pulau.Negara ini terletak
disebelah tenggara India.Sebagian besar wilayah Sri Lanka datar dengan beberapa
gunung di bagian selatan.
Penduduknya
diperkirakan berjumlah 12 juta jiwa yang terdiri dari golongan
Sinhala,Tamil,Eurasian,dan Eropa dengan agama yang dipeluknya
Budha,Hindu,Islam,dan Katolik.Pada perang Dunia II,Sri lanka tidak langsung
mengalami bahaya perang.Pemerintahan Inggris menggalkan Sri Lanka menjadi
negara merdeka pada tanggal 4 Februari 1948.Keadaan dalam negeri Sri Lanka
tidak banyak mengalami kegoncangan.Pemerintahan dikepalai oleh perdana menteri
Senayak.Ketika John Kotelawala menjabat sebagai perdana menteri tahun
1955,negara Sri Lanka merupakan salah satu negara sponsor Konferensi Asia
Afrika(1955).
H. Ethiopia
Pada tahun
1935 Ethiopia diserbu oleh pasukan-pasukan Italia,namun lima tahun kemudian
dibebaskan oleh pasukan Inggris.Pada tahun 1950 Erithera bergabung dengan
Ethiopia,sehingga mendapatdua pelabuhan di tepi Laut Tengah yaitu Mussawa dan
Assab.
Ethiopia
menyerupai kerajaan kristen absolut.Pada tahun 1960,Raja Haille Selassie
berhasil memadamkan pemberontakan di negaranya,tetapi tahun 1974 ia digulingkan
dari pemerintahannya.
I. Libya
Libya
terletak di pantai utara Afrika.Daerahnya pernah menjadi kekuasaan Turki.Pada
tahun 1911,Italia menyerbu dan menguasai Libya selama Perang Dunia II.Pada
tahun 1951,Libya diakui kemerdekaannya dibawah pimpinan Raja Said Idris
Al-Sanusi.Ia pertama kali muncul pada tahun 1916 ketika berhasil memimpin
perjuangan melawan kolonial Italia.Ia semakin dikenal sebagai figur yang
berpengaruh di Cyrenaica,sebuah wilayah yang sekarang berada di utara Libya.
J. Kamerun
Jerman
menguasai Akmerun dari tahun 1881.Ketika Perang Dunai I meletus,Inggris dan
Perancis merebut koloni Jerman itu.Bagian timur dan selatan Kamerun digabungkan
dalam Afrika Ekuatorial perancis dan sisanya dijadikan daerah mandat Liga
Bangsa-Bangsa yang dititipkan kepada Inggris dan Perancis.
Pada tanggal
1 januari 1960,daerah mandat inggris menjadi Republik Kamerun Merdeka.Pada
tahun 1961,dalam suatu Plebisit daerah mandat inggris bagian Selatan bergabung
dangan Republik Kamerun.Sedangkan bagian utara bergabung dengan Nigeria.
K. Aljazair
Orang
Perancis menguasai Aljazair sejak tahun 1830.Sebelumnya Aljazair termasuk
wilayah Turki.Karena iklimnya cocok untuk tanam,banyak orang-oarang Perancis
yang menetap di pantai utara.Orang Perancis berhasil menguasai tiga perempat
tanah pertanian di Aljazair.Mereka langsung menetap,sehingga penduduk asli
Aljazair makin terdesak.Lajazair disebut juga Perancis kedua atau
French-Algerei.
Pada tahun
1954,orang Aljazair mulai melawan Perancis.Perang gerilya berlarut-larut sampai
tahun 1962.Perang kemerdekaan Aljazair dipelopori oleh Organisasi FLN (Front de
Liberation Nasionale).Dalam perang kemerdekaan itu terkenal seorang pahlawan
wanita bernama Jamilah.
Hubungan Dekolonisasi di Asia-Afrika
dengan Transformasi Politik dan Sosial-Ekonomi di Berbagai Negara
Konferensi Asia Afrika
Berakhirnya
Perang Dunia I membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk
memperoleh kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga
ditandai dengan munculnya dua kekuatan ideologis, politis, dan militer termasuk
pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan
UUD 1945.
Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antarbangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antarbangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Latar Belakang Pelaksanaan
Konferensi Asia Afrika
Politik luar negeri Indonesia adalah
bebas aktif. Bebas , artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu
blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara
mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa
Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktif
berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya
perdamaian dunia.
Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang Dunia II berakhir di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis Barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia kawan.
Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara di Asia dan Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia dan Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak melupakan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum merdeka.
Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan dari negara India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo
Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang Dunia II berakhir di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis Barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia kawan.
Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara di Asia dan Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia dan Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak melupakan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum merdeka.
Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan dari negara India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo
Negara-Negara
Peserta yang mengikuti Konferensi Asia Africa KAA 1 di Bandung :
1. Indonesia
2. Afghanistan
3. Kamboja
4. RRC / Cina
5. Mesir
6. Ethiopia
7. India
8. Filipina
9. Birma
10. Pakistan
11. Srilanka
12. Vietnam Utara
13. Vietnam Selatan
14. Saudi Arabia
15. Yaman
16. Syiria
17. Thailand
18. Turki
19. Iran
20. Irak
21. Sudan
22. Laos
23. Libanon
24. Liberia
25. Thailand
26. Ghana
27. Nepal
28. Yordania
29. Jepang
1. Indonesia
2. Afghanistan
3. Kamboja
4. RRC / Cina
5. Mesir
6. Ethiopia
7. India
8. Filipina
9. Birma
10. Pakistan
11. Srilanka
12. Vietnam Utara
13. Vietnam Selatan
14. Saudi Arabia
15. Yaman
16. Syiria
17. Thailand
18. Turki
19. Iran
20. Irak
21. Sudan
22. Laos
23. Libanon
24. Liberia
25. Thailand
26. Ghana
27. Nepal
28. Yordania
29. Jepang
Organisasi
Gerakan Non-Blok
Gerakan Non-Blok
(GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned
Movement/NAM) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih
dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau
terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini, seperti yang
tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin
"kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari
negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme,
kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk
agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang
segala bentuk blok politik. Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia
dan hampir 2/3 keangotaan PBB. Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi
tingkat tinggi (KTT) Non-Blok termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri
Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia.
Anggota-anggota penting
di antaranya Yugoslavia, India, Mesir, Indonesia, Pakistan, Kuba, Kolombia,
Venezuela, Afrika Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu masa, Republik
Rakyat Cina. Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang
dekat seperti NATO atau Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah
mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang akhirnya diajak
beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai
hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India yang
bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih
buruk lagi, beberapa anggota bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya,
seperti misalnya konflik antara India dengan Pakistan, Iran dengan Irak.
Gerakan ini sempat terpecah pada saat Uni Soviet menginvasi Afganistan pada
tahun 1979. Ketika itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara
anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan
hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.
faktor-faktor yang melatarbelakangi
berdirinya Gerakan Non Blok adalah sebagai berikut.
- Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
- Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
- Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
- Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
- Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB, yaitu
- Presiden Soekarno (Indonesia),
- PM Jawaharlal Nehru (India),
- Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
- Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan
- Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).
Adapun syarat menjadi anggota GNB
adalah sebagai berikut:
- menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai;
- mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional;
- tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni Soviet.
Krisis Suez dan Peran Indonesia
Pada tanggal
29 Oktober 1888 dilangsungkan Konferensi Istambul (Turki) yang secara
bersama-sama menetapkan status Terusan Suez. Hal ini mengingat kedudukan,
fungsi, dan peranan Terusan Suez bagi dunia internasional. Konferensi dihadiri
oleh Inggris, Jerman, Austria, Hongaria, Spanyol, Prancis, Italia, Belanda,
Rusia, Turki, dan Mesir. Konferensi menetapkan Terusan Suez berstatus
internasional. Adapun hasil konferensi Istambul Suez Canal Convention adalah
sebagai berikut.
a. Kebebasan berlayar di Terusan Suez bagi semua kapal, bak kapal dagang maupun kapal perang, baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang.
b. Semua kapal yang melintasi Terusan Suez tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda peperangan.
c. Tidak boleh menempatkan kapal-kapal di pintu masuk atau sepanjang Terusan Suez.
d. Pemerintah Mesir harus mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menjamin pelaksanaan Konferensi Istambul.
e. Kebebasan berlayar di Terusan Suez merupakan kebebasan yang terbatas.
f. Pokok-pokok persetujuan ini berlakunya tidak dibatasi hingga berakhirnya Undang-undang yang mengatur konsesi dari perusahaan Terusan Suez.
Terinspirasi oleh hasil Konferensi Asia Afrika, maka Gamal Abdul Nasser menasionalisasi Terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956. Dengan demikian, Terusan Suez yang semula berstatus internasional sepenuhnya dianggap milik bangsa Mesir. Tindakan Gamal Abdul Nasser ini tentu saja dianggap sebagai pelanggaran serius yang segera mendapat reaksi dari Inggris dan Prancis. Kedua negara Eropa yang mempunyai kepentingan dengan Terusan Suez berencana secara besama-sama akan menyerang Mesir. Amerika Serikat sebagai negara adidaya dan juga merupakan sekutu Inggris dan Prancis mencoba menghindarkan penyerangan tersebut. Amerika Serikat berusaha mengajak berunding ketiga negara yang sedang bersengketa itu untuk menyelesaikan masalah Terusan Suez.
Pada tanggal 16 Agustus 1956 atas prakarsa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Foster Dulles diadakan konferensi di London untuk menyelesaikan masalah Terusan Suez. Konferensi itu dihadiri oleh 20 negara, tetapi Mesir tidak hadir. Konferensi mencapai persetujuan tentang penyelesaian masalah Terusan Suez yang disebut Konferensi London. Hasil Konferensi London menyebutkan, antara lain bahwa akan dibentuk suatu badan internasional untuk menangani Terusan Suez. Namun, Gamal Abdul Nasser tetap teguh pada pendirian untuk menasionalisasi Terusan Suez dan menolak hasil keputusan Konferensi London. Akibat sikap tersebut, ketegangan di kawasan Timur Tengah memuncak kembali. Masalah Terusan Suez juga dimajukan dalam Sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan September 1956. Sekretaris Jenderal PBB, DagHammerskjold menanggapi masalah Terusan Suez, memberi usulan damai yang terkandung dalam enam hal seperti berikut.
a. Pentingnya transit bebas dan terbuka melalui Terusan Suez tanpa diskriminasi, baik secara politik maupun teknik.
b. Kedaulatan Mesir dan Terusan Suez harus dihormati oleh setiap negara.
c. Pengoperasian Terusan Suez harus terbebas dari politik setiap negara.
d. Penetapan bea tol harus diputuskan atas kesepakatan bersama antara Mesir dan negara pemakai Terusan Suez.
e. Sebagian pendapatan yang diperoleh harus digunakan kembali untuk pengembangan Terusan Suez.
f. Jika terjadi perselisihan harus diselesaikan secara damai melalui lembaga arbitrase internasional.
Penyelesaian masalah Terusan Suez dari Sekjen PBB diterima baik oleh Mesir. Namun, Mesir tetap menolak hasil-hasil Konferensi London. Inggris dan Prancis memandang bahwa Mesir secara sepihak telah melakukan pelanggaran internasional. Oleh karena itu, Inggris dan Prancis secara bersamaan menyerang wilayah Mesir. Serangan gabungan itu berhasil menduduki daerah sepanjang Terusan Suez dan Port Said. Israel juga ikut melibatkan diri menyerang Mesir dan berhasil menduduki wilayah Gurun Sinai.
Akibat serangan gabungan tersebut, Rusia, Hongaria, dan sekutunya bersiap membantu Mesir. indakan itu tentu saja memancing Amerika Serikat untuk melibatkan diri dalam masalah Terusan Suez dengan membantu sekutunya, Inggris dan Prancis. Perang terbuka akibat tindakan Gamal Abdul Nasser dalam menasionalisasi Terusan Suez menimbulkan krisis internasional yang disebut Krisis Suez. Krisis Suez mendapat reaksi internasional dari negara-negara yang anti terhadap imperialisme dan kolonialisme. PBB segera menggelar sidang umum untuk membahas Krisis Suez. Atas usul Menteri Luar Negeri Kanada, Lester B. Pearson, Dewan Keamanan PBB harus segera membentuk pasukan penjaga perdamaian di Mesir. Pasukan PBB itu nantinya akan ditempatkan di sepanjang perbatasan Mesir–Israel. Pasukan penjaga perdamaian PBB itu disebut United Nations Emergency Forces (UNEF).
a. Kebebasan berlayar di Terusan Suez bagi semua kapal, bak kapal dagang maupun kapal perang, baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang.
b. Semua kapal yang melintasi Terusan Suez tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda peperangan.
c. Tidak boleh menempatkan kapal-kapal di pintu masuk atau sepanjang Terusan Suez.
d. Pemerintah Mesir harus mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menjamin pelaksanaan Konferensi Istambul.
e. Kebebasan berlayar di Terusan Suez merupakan kebebasan yang terbatas.
f. Pokok-pokok persetujuan ini berlakunya tidak dibatasi hingga berakhirnya Undang-undang yang mengatur konsesi dari perusahaan Terusan Suez.
Terinspirasi oleh hasil Konferensi Asia Afrika, maka Gamal Abdul Nasser menasionalisasi Terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956. Dengan demikian, Terusan Suez yang semula berstatus internasional sepenuhnya dianggap milik bangsa Mesir. Tindakan Gamal Abdul Nasser ini tentu saja dianggap sebagai pelanggaran serius yang segera mendapat reaksi dari Inggris dan Prancis. Kedua negara Eropa yang mempunyai kepentingan dengan Terusan Suez berencana secara besama-sama akan menyerang Mesir. Amerika Serikat sebagai negara adidaya dan juga merupakan sekutu Inggris dan Prancis mencoba menghindarkan penyerangan tersebut. Amerika Serikat berusaha mengajak berunding ketiga negara yang sedang bersengketa itu untuk menyelesaikan masalah Terusan Suez.
Pada tanggal 16 Agustus 1956 atas prakarsa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Foster Dulles diadakan konferensi di London untuk menyelesaikan masalah Terusan Suez. Konferensi itu dihadiri oleh 20 negara, tetapi Mesir tidak hadir. Konferensi mencapai persetujuan tentang penyelesaian masalah Terusan Suez yang disebut Konferensi London. Hasil Konferensi London menyebutkan, antara lain bahwa akan dibentuk suatu badan internasional untuk menangani Terusan Suez. Namun, Gamal Abdul Nasser tetap teguh pada pendirian untuk menasionalisasi Terusan Suez dan menolak hasil keputusan Konferensi London. Akibat sikap tersebut, ketegangan di kawasan Timur Tengah memuncak kembali. Masalah Terusan Suez juga dimajukan dalam Sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan September 1956. Sekretaris Jenderal PBB, DagHammerskjold menanggapi masalah Terusan Suez, memberi usulan damai yang terkandung dalam enam hal seperti berikut.
a. Pentingnya transit bebas dan terbuka melalui Terusan Suez tanpa diskriminasi, baik secara politik maupun teknik.
b. Kedaulatan Mesir dan Terusan Suez harus dihormati oleh setiap negara.
c. Pengoperasian Terusan Suez harus terbebas dari politik setiap negara.
d. Penetapan bea tol harus diputuskan atas kesepakatan bersama antara Mesir dan negara pemakai Terusan Suez.
e. Sebagian pendapatan yang diperoleh harus digunakan kembali untuk pengembangan Terusan Suez.
f. Jika terjadi perselisihan harus diselesaikan secara damai melalui lembaga arbitrase internasional.
Penyelesaian masalah Terusan Suez dari Sekjen PBB diterima baik oleh Mesir. Namun, Mesir tetap menolak hasil-hasil Konferensi London. Inggris dan Prancis memandang bahwa Mesir secara sepihak telah melakukan pelanggaran internasional. Oleh karena itu, Inggris dan Prancis secara bersamaan menyerang wilayah Mesir. Serangan gabungan itu berhasil menduduki daerah sepanjang Terusan Suez dan Port Said. Israel juga ikut melibatkan diri menyerang Mesir dan berhasil menduduki wilayah Gurun Sinai.
Akibat serangan gabungan tersebut, Rusia, Hongaria, dan sekutunya bersiap membantu Mesir. indakan itu tentu saja memancing Amerika Serikat untuk melibatkan diri dalam masalah Terusan Suez dengan membantu sekutunya, Inggris dan Prancis. Perang terbuka akibat tindakan Gamal Abdul Nasser dalam menasionalisasi Terusan Suez menimbulkan krisis internasional yang disebut Krisis Suez. Krisis Suez mendapat reaksi internasional dari negara-negara yang anti terhadap imperialisme dan kolonialisme. PBB segera menggelar sidang umum untuk membahas Krisis Suez. Atas usul Menteri Luar Negeri Kanada, Lester B. Pearson, Dewan Keamanan PBB harus segera membentuk pasukan penjaga perdamaian di Mesir. Pasukan PBB itu nantinya akan ditempatkan di sepanjang perbatasan Mesir–Israel. Pasukan penjaga perdamaian PBB itu disebut United Nations Emergency Forces (UNEF).
Coretaniwin
Terimakasih sangat membantu :)
ReplyDeleteTerimakasih
ReplyDeleteterimakasih kunjungannya silakan liat liat yang lainnya semoga bermanfaat
ReplyDelete