SAP HIPERTENSI
RINGKASAN
Tujuan
dilaksanaan penyuluan ini diharapkan peserta
dapat mengerti mengenai Dampak dan Bahaya Hipertensi. Setelah dilakukan penyuluhan mereka jadi bisa memahami Dampak dan
Bahaya Hipertensi dan bagaimana mendeteksi dini gejala
hipertensi, Menunjukkan kepada masyarakat
Banjarmasin tentang kepedulian dosen dan
mahasiswa STIKES Sari Mulia Banjarmasin, karena hipertensi merupakan penyakit yang
banyak di temui dimasyarakat dan banyak yang belum mengetahui tanda gejala
hipertensi dan komplikasi yang di akibatkan oleh penyakit tersebut. Melihat
banyaknya kasus hipertensi tersebut maka perlunya di berikan penyuluhan tentang
hipertensi untuk mendeteksi tanda dan gejalanya sejak dini. Metode pelaksanaan penyuluhan yaitu dengan ceramah tanya
jawab. Kegiatan dilakukan di aula atau kelas SMAN 13 Banjarmasin.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hipertensi
adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Batas normal
tekanan darah adalah kurang dari atau 120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan
darahnya lebih dari 140/90 mmHg (WHO, 2011).
Pre hipertensi
dan hipertensi merupakan kesatuan
penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko yaitu genetik, umur,
suku/etnik, perkotaan/pedesaan, geografis, jenis kelamin, diet, obesitas,
stress, gaya hidup, dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Istilah kesatuan
penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa pada dasarnya adalah sama karena
hipertensi merupakan peningkatan dari pre
hipertensi yang lebih berat dan berbahaya (WHO, 2013).
Peningkatan
tekanan darah arteri dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal,
penyakit jantung, pengerasan dinding arteri yang biasa disebut arterosklerosis juga terjadinya stroke. Komplikasi ini sering berakhir
menjadi kerusakan atau kematian. Oleh sebab itu diagnosis dari hipertensi harus
di diteksi sedini mungkin untuk menghindari berbagai komplikasi tersebut (cunha, 2010).
World Health
Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012
sedikitnya sejumlah 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar
pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya
lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang (Triyanto, 2014).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang di dapat
melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka
Belitung (30,09%), diikuti Kalimantan Selatan (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%).
Untuk prevalensi provinsi Sulawesi Utara berada di posisi ke 7 dari 33 provinsi
yang ada di Indonesia yaitu sebesar 27,1% (Riskesdas, 2013).
Menurut National Basic Health Survey 2013, hipertensi di Indonesia pada kelompok
usia 15-24 tahun adalah 8,7 %, pada kelompok usia 25- 34 tahun adalah 14,7 %,
35-44 tahun 24,8 %, 45-54 tahun 35,6 %, 55-64 tahun 45,9 %, 65-74 tahun 57,6 %,
dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %. Dengan prevalensi yang tinggi tersebut, hipertensi yang tidak disadari mungkin
jumlahnya bisa lebih tinggi lagi. Hal ini karena hipertensi dan komplikasi
jumlahnya jauh lebih sedikit daripada hipertensi
tidak bergejala (InaSH, 2014).
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A.
Target
Target
yang ingin dicapai melalui kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah sebagai
berikut.
1. Setelah
dilakukan penyuluhan siswa dapat memahami tentang hipertensi
2. Setelah
dilakukan penyuluhan siswa dapat memahami tentang bagaimana mencegah dan mendeteksi
dini tanda gejala hipertensi
B. Luaran
Luaran yang diharapkan
melalui kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah sebagai berikut.
1. Menambah
pengetahuan siswa dalam memahami tentang hipertensi
2.
Artikel ilmiah yang dapat diterbitkan dalam
jurnal nasional atau internasional
BAB
III
METODE
PELAKSANAAN
A. Kegiatan
Kegiatan
yang dilakukan berupa Penyuluhan Deteksi Dini Hipertensi kepada siswa(i) SMAN
13 Banjarmasin
B. Waktu
dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 21 April 2016
Pukul : 08.15 WITA – 08.45 WITA
Tempat :
SMAN 13 Banjarmasin
C.
Metode
Ceramah tanya jawab
D.
Media
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD
4. Proyektor
5. Pengeras
suara
E. Kepanitiaan
Ketua Pelaksana : Mohammad Basit,S.Kep.,Ns.,MM
Anggota : Devi Agustin
Devi Kharismawati
Erwin Setiawan
BAB
IV
BIAYA
A.
Anggaran
Dana
No
|
Jenis Barang
|
Ukuran/Satuan
|
Jumlah
|
1
|
Konsumsi
|
50 x 5.000
|
Rp 250.000
|
2
|
Leaflet
|
50 x 1500
|
Rp 75.000
|
3
|
Hadiah
|
25.000
|
Rp 25.000
|
4
|
Kenang-Kenangan
|
25.000
|
Rp 25.000
|
Jumlah
Total
|
Rp 375.000
|
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Dari materi yang di sajikan, dapat di tarik kesimpulan
sebagai berikut :
a.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
b.
Klasifikasi hipertensi
menurut etiologinya yaitu hipertensi primer seperti konsumsi Na terlalu tinggi,
genetik,stres psikologis. Hipertensi sekunder misalnya keadaan iskemik pada
ginjal dan hipertensi hormonal
c.
Tanda dan gejala
hipertensi seperti nyeri kepala, mual, muntah, penglihatan kabur akibat
kerusakan retina akibat hipertensi, nokturia karen peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomelurus
d.
Adapun komplikasi pada
hipertensi adalah serangan jantung, gagal jantung, stroke, kebutaan karena
renopati hipertensi, gagal ginjal kronik dan penyakit arteri perifer
2.
Saran
Penyuluhan Kesehatan ini perlu di selenggarakan secara
terorganisir dan berkelanjutan dengan kerjasama dari berbagai pihak yang
berkaitan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat akan hidup sehat sehingga derajat kesehatan masyarakat
dapat meningkat dan mencapai target yang telah ditentukan oleh Pemerintah.
DAFTAR
PUSTAKA
Bruner
dan Sudart. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah
Edisi 8 vol 2. Jakarta. EGC
Corwin,
J Elizabeth. 2000. Patofisiologi.
Jakarta. EGC
Cunha, Maria G. 2010. Usia Lanjut di Indonesia: Potensi, Masalah, Kebutuhan (Suatu KajianLiteratur).Jakarta.EGC
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan
Dasar 2013.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Dharmeizar, 2012. Hipertensi. Medicinus
Gibson, John, 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta,EGC
Indonesian Society of
Hypertension, INASH Scientific Meeting Ke-8 dan Tips Hipertensi INASH
: Hipertensi Menduduki
Penyebab Kematian Pertama
di Indonesia, 2014..
Julius, S. 2008. Clinical Implications of Pathophysiologic
Changes in the Midlife Hypertensive Patients. American Heart Journal, 122: 886-891.
Sheps, Sheldon G. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan
Darah Tinggi. Jakarta: PT Intisari Mediatama
Sofyan,
Andy. 2012. Hipertensi. Kudus
Triyanto, T.
2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita
Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu
World Health
Organization. 2011. Noncommunicable Diseases.
Geneva, Switzerland
World Health
Organization. 2013. A global brief
on Hypertension. Geneva, Switzerland
Lampiran 1
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
1.
Latar
Belakang
Hipertensi
adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Batas normal
tekanan darah adalah kurang dari atau 120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan
darahnya lebih dari 140/90 mmHg (WHO, 2011).
Pre hipertensi
dan hipertensi merupakan kesatuan
penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko yaitu genetik, umur,
suku/etnik, perkotaan/pedesaan, geografis, jenis kelamin, diet, obesitas,
stress, gaya hidup, dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Istilah kesatuan
penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa pada dasarnya adalah sama karena
hipertensi merupakan peningkatan dari pre
hipertensi yang lebih berat dan berbahaya (WHO, 2013).
Peningkatan
tekanan darah arteri dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal,
penyakit jantung, pengerasan dinding arteri yang biasa disebut arterosklerosis juga terjadinya stroke. Komplikasi ini sering berakhir
menjadi kerusakan atau kematian. Oleh sebab itu diagnosis dari hipertensi harus
di diteksi sedini mungkin untuk menghindari berbagai komplikasi tersebut (cunha, 2010).
World Health
Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012
sedikitnya sejumlah 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar
pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya
lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang (Triyanto, 2014).
Prevalensi
hipertensi di Indonesia yang di dapat
melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka
Belitung (30,09%), diikuti Kalimantan Selatan (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%).
Untuk prevalensi provinsi Sulawesi Utara berada di posisi ke 7 dari 33 provinsi
yang ada di Indonesia yaitu sebesar 27,1% (Riskesdas, 2013).
Menurut
National Basic Health Survey 2013, hipertensi di Indonesia pada kelompok
usia 15-24 tahun adalah 8,7 %, pada kelompok usia 25- 34 tahun adalah 14,7 %,
35-44 tahun 24,8 %, 45-54 tahun 35,6 %, 55-64 tahun 45,9 %, 65-74 tahun 57,6 %,
dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %. Dengan prevalensi yang tinggi tersebut, hipertensi yang tidak disadari mungkin
jumlahnya bisa lebih tinggi lagi. Hal ini karena hipertensi dan komplikasi
jumlahnya jauh lebih sedikit daripada hipertensi
tidak bergejala (InaSH, 2014)
2.
Tujuan
a. Umum
Setelah
diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa(i) mampu memahami dan
mengerti tentang hipertensi.
b. Khusus
Setelah mengikuti
penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa(i) dapat :
1)
Menjelaskan pengertian tentang
hipertensi
2)
Menyebutkan penyebab hipertensi
3)
Menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi
4)
Menjelaskan tentang pencegahan
hipertensi
3.
Sasaran
Siswa(i)
dari SMAN 13 Banjarmasin
4.
Waktu dan
Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 21 April
2016
Pukul : 08.15 WITA – 08.45 WITA
Tempat :
SMAN 13 Banjarmasin
5.
Media
dan Alat
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD
4. Proyektor
5. Pengeras
suara
6.
Metode
Ceramah
tanya jawab
7.
Susunan
Kepanitiaan
Ketua Pelaksana :
Mohammad Basit,S.kep.,Ns.,MM
Anggota :
Devi Agustin
Devi Kharismawati
Erwin Setiawan
8.
Skema
Kegiatan
9.
Alur
Kegiatan
No
|
Tahap
Kegiatan
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Sasaran
|
Media
|
1.
|
Pembukaan
|
5 menit
|
1.
Mengucapkan salam
2.
Memperkenalkan diri
3.
Menyampaikan tentang tujuan pokok
materi
4.
Meyampakaikan pokok pembahasan
5.
Kontrak waktu
|
1.
Menjawab salam
2.
Mendengarkan dan menyimak
3.
Bertanya mengenai perkenalan dan
tujuan jika ada yang kurang jelas
|
Kata-kata/ kalimat
|
2.
|
Pelaksanaan
|
20 menit
|
1.
Penyampaian Materi
2.
Menjelaskan tentang pengertian
hipertensi
3.
Menjelaskan penyebab hipertensi
4.
Menjelaskan tanda dan gejala
hipertensi
5.
Menjelaskan pencegahan hipertensi
6.
Tanya Jawab
7.
Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya
8.
Menampilkan video
|
1.
Mendengarkan dan menyimak
2.
Bertanya mengenai hal-hal yang
belum jelas dan dimengerti
|
Leaflet / Power point
|
3.
|
Penutup
|
5 menit
|
1.
Melakukan evaluasi
2.
Menyampaikan kesimpulan materi
3.
Mengakhiri pertemuan dan menjawab
salam
|
1. Sasaran
dapat menjawab tentang pertanyaan yang diajukan
2. Mendengar
3. Memperhatikan
4. Menjawab
salam
|
Kata-kata/ kalimat
|
Lampiran 2
MATERI/TEORI
A.
Anatomi
Fisiologi
1. Anatomi
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan
dan terletak didalam dada, batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan
apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada lina midclavicula.
Hubungan
jantung adalah:
Atas :
pembuluh darah besar
Bawah :
diafragma
Setiap sisi
: paru-paru
Belakang :
aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang
dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan
yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya
besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk
menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan
tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
c. Arteriol
Adalah
pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot dinding
arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh
darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ
berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
d. Pembuluh
darah utama dan kapiler
Pembuluh
darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari
arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka
pembuluh darah utama.
e. Sinusoid
Terdapat
limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai empat
kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem
retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak
langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
f. Vena dan
venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk
gabungan kapiler. vena dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding
yang tidak berbatasan secara sempurna satu sama lain (Gibson, John. Edisi 2
tahun 2002, hal 110).
2. Fisiologi
Jantung mempunyai fungsi sebagai
pemompa darah yang mengandung oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel
dan seluruh tubuh untuk mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar
oksigennya kurang) dari sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk
reoksigenasi (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110).
B.
Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg ( Sheps, 2005).
Hipertensi
adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (WHO, 2011).
Hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah secara menetap ≥ 140/90 mmHg (Dharmeizar,
2012).
C.
Etiologi
Sampai
saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh
faktor tunggal dan khusus. Hipertensi
ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui
yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan
vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko
relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang
dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak
dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis.
Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi
(Yogiantoro M, 2006).
D.
Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula
pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskana
setilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh
darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bias terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi. Kelenjar
adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
streroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan pelepasan
renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor kuat. Yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Perubahan struktur dan fungsional pada
system perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompaoleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung
dan peningkatan tahanan parifer (Bruner dan Suddarth, 2001).
E.
Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut
JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel berikut :
Klasifikasi
|
Tekanan Sistolik (mmHg)
|
Tekanan Diastolik (mmHg)
|
Normal
|
<120
|
<80
|
Prehipertensi
|
120-139
|
80-89
|
Hipertensi stage I
|
140-150
|
90-99
|
Hipertensi stage II
|
>150
|
>100
|
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :
Kategori
|
Sistol
(mmHg)
|
Diastol
(mmHg)
|
Optimal
|
<120
|
<80
|
Normal
|
<130
|
<85
|
Tingkat
I (hipertensi ringan)
|
140-159
|
90-99
|
Sub
group: Perbatasan
|
140-149
|
90-94
|
Tingkat
2 (Hipertensi Sedang)
|
160-179
|
100-109
|
Tingkat
3 (Hipertensi Berat)
|
>180
|
>110
|
Hipertensi
Sistol terisolasi
|
>140
|
<90
|
Sub
group: Perbatasan
|
140-149
|
<90
|
F.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi menurut
(Julius,2008):
1.
Meningkatkan tekanan darah > 140/90 mmHg,
2.
Sakit kepala
3.
Epistaksis
4.
Pusing/migrain
5.
Rasa berat ditengkuk
6.
Sukar tidur
7.
Mata berkunang kunang
8.
Sesak nafas
9.
Lemah dan lelah
10. muka pucat
G.
Komplikasi
Beberapa
komplikasi dari hipertensi yang mungkin muncul menurut
(Julius,2008) :
1. Efek
pada jantung
kongestif,
strroke dan angina pektoris
2. Gagal
jantung
3. Kerusakan
pembuluh darah 0tak berupa pecah nya pembuluh darah stroke dan kerusakan
dinding pembuluh darah
4. Gagal
ginjal
5. Kerusakan
pada mata yang menyebabkan gangguan pengliahatan sampai dengan kebutaan
H.
Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan menurut
(Yogiantoro, 2006):
1.
Makanan
Konsumsilah
makanan yang rendah lemak dan kaya serat, seperti roti dari biji-bijian utuh,
beras merah, serta buah dan sayuran. Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda,
setidaknya tidak lebih dari 6 gram garam per hari (sekitar satu sendok teh).
2. Berat Badan
Meski
hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan membuat perbedaan besar pada
tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
3.
Olahraga
Untuk
menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah dalam kondisi
baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu dilakukan. Bagi orang dewasa,
beraktivitas dengan intensitas menengah ( bersepeda atau jalan cepat)
setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam setiap minggu.
4. Terapi relaksasi
Seperti
yoga atau meditasi. Terapi-terapi tersebut dapat membantu Anda untuk
mengendalikan stres.
5. Minuman keras
Batas
konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam sehari adalah 2 hingga 2,5 kaleng
bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk pria. Dan maksimal 2 kaleng bir berkadar
alkohol 4,7 persen untuk wanita. Risiko hipertensi akan meningkat jika Anda
mengonsumsi minuman keras terlalu sering dan berlebihan.
6. Merokok
Rokok
tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tapi akan mempertinggi risiko serangan jantung
dan stroke karena dapat memicu
penyempitan arteri. Kombinasi merokok dan hipertensi akan meningkatkan risiko penyakit jantung
atau paru-paru secara drastis.
7. Kafein
Kurangi
konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein seperti kopi, teh, cola serta
minuman berenergi. Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa
meningkatkan risiko hipertensi.
Lampiran 3
POWER
POINT
Lampiran 4
LEAFLET
Lampiran 5
PRESENSI KEHADIRAN PESERTA KEGIATAN
PENYULUHAN
“ DETEKSI DINI HIPERTENSI”
SMAN 13 BANJARMASIN
NO
|
NAMA
|
KELAS/JURUSAN
|
TANDA
TANGAN
|
Lampiran 6
PRESENSI KEHADIRAN PANITIA KEGIATAN
PENYULUHAN
“ DETEKSI DINI HIPERTENSI”
SMAN 13 BANJARMASIN
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
TANDA
TANGAN
|
Lampiran 7
FOTO DOKUMENTASI
Lampiran 8
SURAT IZIN