Breaking News
Loading...
Monday, 25 April 2016

SAP HIPERTENSI

RINGKASAN
Tujuan dilaksanaan penyuluan ini diharapkan peserta dapat mengerti mengenai  Dampak dan Bahaya Hipertensi. Setelah dilakukan penyuluhan mereka jadi bisa memahami Dampak dan Bahaya Hipertensi dan bagaimana mendeteksi dini gejala hipertensi, Menunjukkan kepada masyarakat Banjarmasin tentang kepedulian dosen dan  mahasiswa STIKES Sari Mulia Banjarmasin, karena hipertensi merupakan penyakit yang banyak di temui dimasyarakat dan banyak yang belum mengetahui tanda gejala hipertensi dan komplikasi yang di akibatkan oleh penyakit tersebut. Melihat banyaknya kasus hipertensi tersebut maka perlunya di berikan penyuluhan tentang hipertensi untuk mendeteksi tanda dan gejalanya sejak dini. Metode pelaksanaan penyuluhan yaitu dengan ceramah tanya jawab. Kegiatan dilakukan di aula atau kelas SMAN 13 Banjarmasin.


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau 120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg (WHO, 2011).
     Pre hipertensi dan hipertensi merupakan kesatuan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko yaitu genetik, umur, suku/etnik, perkotaan/pedesaan, geografis, jenis kelamin, diet, obesitas, stress, gaya hidup, dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Istilah kesatuan penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa pada dasarnya adalah sama karena hipertensi merupakan peningkatan dari pre hipertensi yang lebih berat dan berbahaya (WHO, 2013).
     Peningkatan tekanan darah arteri dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal, penyakit jantung, pengerasan dinding arteri yang biasa disebut arterosklerosis juga terjadinya stroke. Komplikasi ini sering berakhir menjadi kerusakan atau kematian. Oleh sebab itu diagnosis dari hipertensi harus di diteksi sedini mungkin untuk menghindari berbagai komplikasi tersebut  (cunha, 2010).
     World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang (Triyanto, 2014).
     Prevalensi hipertensi di Indonesia yang di dapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,09%), diikuti Kalimantan Selatan (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%). Untuk prevalensi provinsi Sulawesi Utara berada di posisi ke 7 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia yaitu sebesar 27,1% (Riskesdas, 2013).
     Menurut National Basic Health Survey 2013, hipertensi di Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7 %, pada kelompok usia 25- 34 tahun adalah 14,7 %, 35-44 tahun 24,8 %, 45-54 tahun 35,6 %, 55-64 tahun 45,9 %, 65-74 tahun 57,6 %, dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %. Dengan prevalensi yang tinggi tersebut, hipertensi yang tidak disadari mungkin jumlahnya bisa lebih tinggi lagi. Hal ini karena hipertensi dan komplikasi jumlahnya jauh lebih sedikit daripada hipertensi tidak bergejala (InaSH, 2014).


BAB II
TARGET DAN LUARAN
A.    Target
Target yang ingin dicapai melalui kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah sebagai berikut.
            1.    Setelah dilakukan penyuluhan siswa dapat memahami tentang hipertensi
            2. Setelah dilakukan penyuluhan siswa dapat memahami tentang bagaimana mencegah  dan                     mendeteksi dini tanda gejala hipertensi

B.     Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah sebagai berikut.
1.    Menambah pengetahuan siswa dalam memahami tentang hipertensi
2.    Artikel ilmiah yang dapat diterbitkan dalam jurnal nasional atau internasional
                                                                                               




BAB III
METODE PELAKSANAAN

A.    Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan berupa Penyuluhan Deteksi Dini Hipertensi kepada siswa(i) SMAN 13 Banjarmasin

B.     Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal      : Kamis, 21 April 2016
Pukul                 : 08.15 WITA – 08.45 WITA
Tempat               : SMAN 13 Banjarmasin

C.    Metode
Ceramah tanya jawab

D.    Media
1.    Leaflet
2.    Laptop
3.    LCD
4.    Proyektor
5.    Pengeras suara

E.     Kepanitiaan
Ketua Pelaksana            : Mohammad Basit,S.Kep.,Ns.,MM
Anggota                         : Devi Agustin
                                         Devi Kharismawati
                                         Erwin Setiawan







BAB IV
BIAYA
A.    Anggaran Dana
No
Jenis Barang
Ukuran/Satuan
Jumlah
1
Konsumsi
50 x 5.000
Rp  250.000
2
Leaflet
50 x 1500
Rp    75.000
3
Hadiah
25.000
Rp    25.000
4
 Kenang-Kenangan
25.000   
Rp    25.000
Jumlah Total
Rp  375.000



BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan

Dari materi yang di sajikan, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

                       a.          Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
                       b.          Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya yaitu hipertensi primer seperti konsumsi Na terlalu tinggi, genetik,stres psikologis. Hipertensi sekunder misalnya keadaan iskemik pada ginjal dan hipertensi hormonal
                       c.          Tanda dan gejala hipertensi seperti nyeri kepala, mual, muntah, penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi, nokturia karen peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomelurus
                      d.          Adapun komplikasi pada hipertensi adalah serangan jantung, gagal jantung, stroke, kebutaan karena renopati hipertensi, gagal ginjal kronik dan penyakit arteri perifer

2.    Saran
                              Penyuluhan Kesehatan ini perlu di selenggarakan secara terorganisir dan berkelanjutan dengan kerjasama dari berbagai pihak yang berkaitan  sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat akan hidup sehat sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat dan mencapai target yang telah ditentukan oleh Pemerintah.



DAFTAR PUSTAKA

Bruner dan Sudart. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 vol 2. Jakarta. EGC
Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta. EGC
Cunha, Maria G. 2010. Usia Lanjut di Indonesia: Potensi, Masalah, Kebutuhan      (Suatu KajianLiteratur).Jakarta.EGC
Departemen  Kesehatan  Republik  Indonesia. 2013.  Riset  Kesehatan  Dasar        2013. Jakarta: Badan  Penelitian  dan Pengembangan Kesehatan    Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Dharmeizar, 2012. Hipertensi. Medicinus
       Gibson, John, 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat.            Jakarta,EGC
Indonesian Society of Hypertension,  INASH Scientific Meeting Ke-8 dan Tips       Hipertensi  INASH  :  Hipertensi  Menduduki  Penyebab  Kematian            Pertama          di Indonesia, 2014..
Julius, S. 2008. Clinical Implications of Pathophysiologic Changes in the Midlife     Hypertensive Patients. American Heart Journal, 122: 886-891.
Sheps, Sheldon G. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah          Tinggi. Jakarta: PT Intisari Mediatama Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi.      Kudus
Triyanto,  T.  2014.  Pelayanan  Keperawatan Bagi  Penderita  Hipertensi  Secara             Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu
World  Health  Organization.  2011. Noncommunicable  Diseases.  Geneva,           Switzerland
World  Health  Organization.  2013.  A  global brief  on  Hypertension.  Geneva, Switzerland









Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.      Latar Belakang
           Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau 120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg (WHO, 2011).
Pre hipertensi dan hipertensi merupakan kesatuan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko yaitu genetik, umur, suku/etnik, perkotaan/pedesaan, geografis, jenis kelamin, diet, obesitas, stress, gaya hidup, dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Istilah kesatuan penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa pada dasarnya adalah sama karena hipertensi merupakan peningkatan dari pre hipertensi yang lebih berat dan berbahaya (WHO, 2013).
Peningkatan tekanan darah arteri dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal, penyakit jantung, pengerasan dinding arteri yang biasa disebut arterosklerosis juga terjadinya stroke. Komplikasi ini sering berakhir menjadi kerusakan atau kematian. Oleh sebab itu diagnosis dari hipertensi harus di diteksi sedini mungkin untuk menghindari berbagai komplikasi tersebut  (cunha, 2010).
World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang (Triyanto, 2014).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang di dapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,09%), diikuti Kalimantan Selatan (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%). Untuk prevalensi provinsi Sulawesi Utara berada di posisi ke 7 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia yaitu sebesar 27,1% (Riskesdas, 2013).
Menurut National Basic Health Survey 2013, hipertensi di Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7 %, pada kelompok usia 25- 34 tahun adalah 14,7 %, 35-44 tahun 24,8 %, 45-54 tahun 35,6 %, 55-64 tahun 45,9 %, 65-74 tahun 57,6 %, dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %. Dengan prevalensi yang tinggi tersebut, hipertensi yang tidak disadari mungkin jumlahnya bisa lebih tinggi lagi. Hal ini karena hipertensi dan komplikasi jumlahnya jauh lebih sedikit daripada hipertensi tidak bergejala (InaSH, 2014)

2.      Tujuan
                  a.     Umum
   Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa(i) mampu memahami dan mengerti tentang hipertensi.

                  b.     Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa(i) dapat :
1)   Menjelaskan pengertian tentang hipertensi
2)   Menyebutkan penyebab hipertensi
3)   Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4)   Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi

3.      Sasaran
           Siswa(i) dari SMAN 13 Banjarmasin

4.      Waktu dan Tempat
            Hari/Tanggal        : Kamis, 21 April 2016
Pukul                    : 08.15 WITA – 08.45 WITA
Tempat                 : SMAN 13 Banjarmasin



5.      Media dan Alat
1.      Leaflet
2.      Laptop
3.      LCD
4.      Proyektor
5.      Pengeras suara

6.      Metode
            Ceramah tanya jawab

7.      Susunan Kepanitiaan
      Ketua Pelaksana   : Mohammad Basit,S.kep.,Ns.,MM
      Anggota               : Devi Agustin
                                     Devi Kharismawati
                                     Erwin Setiawan

8.      
Text Box:                                                                                                      
Fasilitator     Peserta   Fasilitator
Skema Kegiatan

Text Box: LCD
bs02064_
Rounded Rectangle:      
PESERTA
 

























9.      Alur Kegiatan
No
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Sasaran
Media
1.
Pembukaan
5 menit
1.        Mengucapkan salam
2.        Memperkenalkan diri
3.        Menyampaikan tentang tujuan pokok materi
4.        Meyampakaikan pokok pembahasan
5.        Kontrak waktu
1.    Menjawab salam
2.    Mendengarkan dan menyimak
3.    Bertanya mengenai perkenalan dan tujuan jika ada yang kurang jelas
Kata-kata/ kalimat
2.
Pelaksanaan
20 menit
1.        Penyampaian Materi
2.        Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
3.        Menjelaskan penyebab hipertensi
4.        Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
5.        Menjelaskan pencegahan hipertensi
6.        Tanya Jawab
7.        Memberikan kesempatan  pada peserta untuk bertanya
8.        Menampilkan video
1.    Mendengarkan dan menyimak
2.    Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan dimengerti
Leaflet / Power point

3.
Penutup
5 menit
1.        Melakukan evaluasi
2.        Menyampaikan kesimpulan materi
3.        Mengakhiri pertemuan dan menjawab salam
1.  Sasaran dapat menjawab tentang pertanyaan yang diajukan
2.  Mendengar
3.  Memperhatikan
4.  Menjawab salam
Kata-kata/ kalimat



Lampiran 2
MATERI/TEORI
A.    Anatomi Fisiologi
1.      Anatomi
                            a.     Jantung
          Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada lina midclavicula.
Hubungan jantung adalah:
Atas : pembuluh darah besar
Bawah : diafragma
Setiap sisi : paru-paru
Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
                           b.     Arteri
        Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
                            c.     Arteriol
          Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
                           d.     Pembuluh darah utama dan kapiler
          Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama.


                            e.     Sinusoid
          Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
                            f.     Vena dan venul
          Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. vena dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna satu sama lain (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110).
2.      Fisiologi
                Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110).

B.     Definisi
           Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg ( Sheps, 2005).
           Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (WHO, 2011).
           Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap ≥ 140/90 mmHg (Dharmeizar, 2012).



C.    Etiologi
               Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Yogiantoro M, 2006).

D.    Patofisiologi
           Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
           Pada titik ini, neuron preganglion melepaskana setilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.
           Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor kuat. Yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
           Perubahan struktur dan fungsional pada system perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompaoleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan parifer (Bruner dan Suddarth, 2001).

E.     Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel berikut :
Klasifikasi
Tekanan Sistolik (mmHg)
Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal
<120
<80
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi stage I
140-150
90-99
Hipertensi stage II
>150
>100

Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :
Kategori
Sistol (mmHg)
Diastol (mmHg)
Optimal
<120
<80
Normal
<130
<85
Tingkat I (hipertensi ringan)
140-159
90-99
Sub group: Perbatasan
140-149
90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang)
160-179
100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat)
>180
>110
Hipertensi Sistol terisolasi
>140
<90
Sub group: Perbatasan
140-149
<90


F.     Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi menurut (Julius,2008):
1.      Meningkatkan tekanan darah > 140/90 mmHg,
2.      Sakit kepala
3.      Epistaksis
4.      Pusing/migrain
5.      Rasa berat ditengkuk
6.      Sukar tidur
7.      Mata berkunang kunang
8.      Sesak nafas
9.      Lemah dan lelah
10.  muka pucat

G.    Komplikasi
Beberapa komplikasi dari hipertensi yang mungkin muncul menurut
(Julius,2008) :
1.      Efek pada jantung
      kongestif, strroke dan angina pektoris
2.      Gagal jantung
3.      Kerusakan pembuluh darah 0tak berupa pecah nya pembuluh darah stroke dan kerusakan dinding pembuluh darah
4.      Gagal ginjal
5.      Kerusakan pada mata yang menyebabkan gangguan pengliahatan sampai dengan kebutaan

H.    Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan menurut (Yogiantoro, 2006):
1.      Makanan
                Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat, seperti roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran. Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda, setidaknya tidak lebih dari 6 gram garam per hari (sekitar satu sendok teh).
2.      Berat Badan
                Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan membuat perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
3.      Olahraga
                Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu dilakukan. Bagi orang dewasa, beraktivitas dengan intensitas menengah ( bersepeda atau jalan cepat) setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam setiap minggu.
4.      Terapi relaksasi
                Seperti yoga atau meditasi. Terapi-terapi tersebut dapat membantu Anda untuk mengendalikan stres.
5.      Minuman keras
                Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam sehari adalah 2 hingga 2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk pria. Dan maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita. Risiko hipertensi akan meningkat jika Anda mengonsumsi minuman keras terlalu sering dan berlebihan.
6.      Merokok
                Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tapi akan mempertinggi risiko serangan jantung dan stroke karena dapat memicu penyempitan arteri. Kombinasi merokok dan hipertensi akan meningkatkan risiko penyakit jantung atau paru-paru secara drastis.

7.      Kafein
                Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein seperti kopi, teh, cola serta minuman berenergi. Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.




































 Lampiran 3
POWER POINT

Slide1.PNG Slide2.PNG
Slide3.PNG Slide4.PNG
Slide5.PNG Slide6.PNG
DETEKSI DINI HIPERTENSI.pngSlide7.PNGSlide8.PNGSlide9.PNGSlide10.PNGSlide11.PNG Slide12.PNGSlide13.PNG
Lampiran 4
LEAFLET

Leaflet hipertensi 1.jpg
Leaflet hipertensi 2.jpg





Lampiran 5
PRESENSI KEHADIRAN PESERTA KEGIATAN PENYULUHAN
“ DETEKSI DINI HIPERTENSI”
SMAN 13 BANJARMASIN
NO
NAMA
KELAS/JURUSAN
TANDA TANGAN

































































































































































































































Lampiran 6
PRESENSI KEHADIRAN PANITIA KEGIATAN PENYULUHAN
“ DETEKSI DINI HIPERTENSI”
SMAN 13 BANJARMASIN
                  
NO
NAMA
JABATAN
TANDA TANGAN















































Lampiran 7
FOTO DOKUMENTASI





Lampiran 8
SURAT IZIN


0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 Coretaniwin All Right Reserved