komunikasi terapeutik perawat pada ibu nifas (postnatal)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah dengan judul “ komunikasi terapeutik perawat pada ibu nifas (postnatal)” ini
dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka salah satu
syarat untuk memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Dasar II. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, seperti pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak, oleh
sebab itu penulis membutuhkan kritik dan saran dari dosen pembimbing. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat.
Banjarmasin, 21 April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1.Latar
Belakang...................................................................................................
1.2.Rumusan
Masalah..............................................................................................
1.3.Tujuan................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1. Konsep komunikasi terapeutik perawat............................................................
2.2. Peran perawat dalam masa postnatal................................................................
2.3. Tujuan komunikasi terapeutik perawat pada ibu nifas dan
keluarga................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu
kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan
timbal balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan
derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan
praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam
program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang
lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat
ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya
memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita,
tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan
orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan
sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat
efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
Selain berkomunikasi dengan pasien, perawat juga berkomunikasi
dengan anggota tim kesehatan lainnya.Sebagaimana kita ketahui tidak jarang
pasien selalu menuntut pelayanan perawatan yang paripurna. Sakit yang diderita
bukan hanya sakit secara fisik saja, namun psiko (jiwanya) juga terutama
mengalami gangguan emosi. Penyebabnya bisa dikarenakan oleh proses adaptasi
dengan lingkungannya sehari-hari. Misalnya saja lingkungan di rumah sakit yang
sebagian besar serba putih dan berbeda dengan rumah pasien yang bisa beraneka
warna. Keadaan demikian menyebabkan pasien yang baru masuk terasa asing dan
cenderung gelisah atau takut.
Tidak jarang pasien membuat ulah yang bermacam-macam, dengan
maksud mencari perhatian orang disekitarnya. Bentuk dari kompensasi ini bisa
berupa teriak-teriak, gelisah, mau lari, menjatuhkan barang atau alat-alat
disekitarnya. Disinilah peranan komunikasi mempunyai andil yang sangat besar,
dengan menunjukkan perhatian yang sepenuhnya, sikap ramah bertutur kata yang
lembut.
Ketika pasien dalam
keadaan tidak sadarkan diri pun, perawat tetap melakukan komunikasi dengan
pasien. Diharapkan seorang perawat mampu
bekerja sama dengan pasien dalam memberikan asuhan keperawatan misalnya dengan bertanya
“ada yang bisa saya bantu ?” atau “bagaimana tidurnya semalam pak ?” tentunya
sambil meraba bagian tubuh pasien yang sakit. Tutur kata yang lembut dan sikap
yang bersahaja tidak dibuat-buat dari seorang perawat dapat membantu pasien
dalam proses penyembuhan penyakitnya.
Komunikasi
merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman ilmu
untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang / cinta
(Johnson, 1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat
yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah
menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan
meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi
yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan
terhadap sesama manusia.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep komunikasi terapeutik perawat ?
2.
Bagaimana peran perawat dalam masa postnatal ?
3. Apa
tujuan komunikasi terapeutik perawat pada ibu nifas dan keluarga ?
1.3.
Tujuan
1. Mendeskripsikan konsep komunikasi terapeutik perawat
2. Mendeskripsikan peran perawat dalam masa postnatal
3. Mendeskripsikan tujuan komunikasi terapeutik perawat pada ibu
nifas dan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Konsep komunikasi terapeutik perawat
Komunikasi
merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman ilmu
untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang / cinta
(Johnson, 1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat
yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah
menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan
meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi
yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan
terhadap sesama manusia.
Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Dalam
pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang
digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara
perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya
saling membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke
dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan
klien menerima bantuan.
2.2. Peran Perawat dalam Masa
postnatal
- Perawat harus hati-hati melakukan
komunikasi karena kestabilan emosi belum pulih seperti semula.
- Orientasi pembicaraan lebih
berkisar penerimaan terhadap bayi serta kondisi fisik dan psikis ibu
nifas.
- Dukungan
Ibu dalam masa nifas membutuhkan dukungan dari petugas
kesehatan untuk memberikan asuhan kesehatan.
4.
Informasi dan
konseling
Pengasuhan anak,pemberian ASI,perubahan
fisik, tanda tanda infeksi, kontrasepsi, hygiene, dan seks.
2.3. Tujuan komunikasi terapeutik perawat pada ibu nifas dan keluarga
- Komunikasi difokuskan pada
permasalahan kasusnya masa nifas seperti cara menjaga kebersihan,
perawatan bagi dan juga kesehatan ibu dan anak. Serta pemulihan
organ-organ reproduksi.
- Disesuaikan dengan kondisi ibu
jika ada informasi atau pesan yang memerlukan suatu tindakan khususnya
dana.
- Dalam menyampaikan informasi,
pesan harus mudah dimengerti dan dipahami oleh penerima.
- Jika pesan memerlukan tindakan
seperti cara menyusui yang benar, maka pemberi pesan harus memberikan
contoh melalui alat media atau mempratekkan langsung pada ibu-ibu
tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
0 comments:
Post a Comment