Gastritis
A. PENGERTIAN
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.Peradangan
ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
akan gangguan saluran pencernaan.Pelepasan epitel Akan merangsang timbulnya
proses inflamasi pada lambung (Ardian Ratu R,G.Made Adwan,Yogyakarta,2013).
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang di akibatkan oleh diet
yang tidak benar, atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit. (Brunner and Suddart,2001).
Dari beberapa pengertian tentang gastritis
menurut para ahli, maka dapat di simpulkan bahwa gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung di tandai
dengan adanya radang pada daerah tersebut yang di sebabkan karena mengkonsumsi
makanan yang dapat meningkatkan asam lambung (seperti makanan yang asam dan
pedas) atau bisa di sebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Gastritis dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Gastritis akut
Merupakan
lesi mukosa akut berupa erosi dan pendarahan akibat faktor-faktor agresik/ akibat
gangguan sirkulasi akut mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering
bersifat multifaktor dengan perjalanan
klinik yang bervariasi.
B. ETIOLOGI
Menurut Mansjoer,2012
penyebab gastritis adalah :
a) Gastritis akut
Alkohol,
obat-obatan : aspirin, digitalis, yodium, obat anti inflamasi non steroid
(AINS) gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti : trauma, luka bakar,
sepsis.
b) Gastritis Kronik
Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas,
tetapi berhubungan dengan Helicobacter Pylori, apalagi di temukan ulkus di
pemeriksaan penunjang
C. PATOFISIOLOGI
Menurut Priyanto,2008 proses terjadinya
gastritis yaitu awalnya karena obat-obatan, alcohol, empedu atau enzim-enzim
pancreas dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosive), mengganggu
pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kemnbali asam pepsin ke dalam
jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon mukosa lambung
terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa,
karena itu gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.Dengan
iritasi yang terus-menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi
perdarahan.Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif
dapat mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis
korosif).Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat
berikutnya perdahan dan peritonitis.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Mansjoer,2001 tanda & gejala gastritis adalah :
A. Gastritis akut
a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa lambung
b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.
Hal ini di karenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi
peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah
c. Di temukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematesis dan melena,
kemudian di susul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan
B. Gastritis kronik
Pada
pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan ,
distresss epigastrik yang tidak nyata, cepat kenyang.
E. KOMPLIKASI
Menurut
Mansjoer,2001 komplikasi dari gastritis adalah :
A. Gastritis akut
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan melena.
Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan syok
hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian
b. Terjadi ulkus kalau prosesnya hebat, ilkus ini di perlihatjan hamper
sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas . namun pada tukak peptic
penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter Pylori sebesar 100 % pada tukak
duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Hal ini dapat di tegakkan dengan
pemeriksaan endoskopi.
B. Gastritis kronik
a. Atrifi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terhadap vitamin
b. Anemia pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap factor instrinsik
dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan terhadap Vit. B12
.
c. Gangguan penyerapan zat besi.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik
a. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untukperdarahan
GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan /
cedera.
b. Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan
pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah
normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan sindrom
Zollinger-Ellison.
c. Endoskopi: gastro
duodenoskopy akan tampak eritematous atau eksudatif,mukosa sembab, merah, mudah
berdarah
d. Pemeriksaan histologis:
dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung atau mengetahui adanya kuman
helicobacter pylori
e. Pemeriksaan radiologi
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama
yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta
Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Gastritis Akut
a) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang;
ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
b) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis
reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk
sitoprotektor).
d) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk
yang encer atau cuka yang di encerkan.
e) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
f) Antasida :
Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat
asam lambung dengan cepat.
g) Penghambat asam:
Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter
kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin
atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
2. Gastritis Kronis
a) Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b) Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini
membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus
kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika
meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya
menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents
yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H.
Pylori.
c) Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan
cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat
pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini.
Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole
dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a) Anamnesa
Langkah-langkah dalam
melakukan anamnesa :
a. Menyapa pasien dalam melakukan anamnesa
b. Mengkaji identitas pasien lengkap (nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan tanggal masuk rumah
sakit. Identitas penanggung jawab yaitu nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama, alamat, suku bangsa, hubungan dengan penderita/pasien.
b) Pengkajian
a.
Riwayat Kesehatan
·
Keluhan Utama
Umumnya
keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yaitu nyeri ulu hati, tidak dapat
makan, mual dan muntah.
·
Riwayat Kesehatan /
Penyakit Sekarang
Tanggal
mulai sakit, kapan terjadi keluhan apakah sehabis makan atau sebelum makan,
jenis makanan apa yang dimakan sebelumnya (pedas, mencerna obat-obatan tertentu
atau alkohol), apakah pasien sekarang mengalami ansietas, stres, alergi, makan
dan minum terlalu banyak.
·
Riwayat Kesehatan /
Penyakit Dahulu
Apakah
pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya atau kebiasaan pada
pola makan klien yang tidak teratur. Adakah riwayat penyakit lambung atau
pembedahan lambung sebelumnya, riwayat diet.
·
Riwayat Kesehatan /
Penyakit Keluarga
Apakah
di dalam keluarga pernah ada yang menderita penyakit gastritis sebelumnya.
b.
Pemeriksaan Fisik
·
Tanda Tanda Vital (
Tekanan darah, Suhu, Pernafasan, Nadi
·
Pemeriksaan Head to toe
·
Tanda yang diketahui selama
pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan abdomen, identifikasi lamanya waktu
dimana gejala hilang, identifikasi metode yang digunakan untuk mengatasi
gejala, dehidrasi ( tungor kulit membran mukosa kering ), dan bukti adanya
gangguan sistemik yang menyebabkan gejala gastritis.
c.
Pemeriksaan Penunjang
·
Pemeriksaan Laboratorium
·
USG, dll
I.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
2.
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat.
3.
Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan
berlebihan karena muntah.
4.
Intolerasi aktifitas berhubungan
dengan kelemahan fisik
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.
2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Edisi 8,Volume 2. Jakarta : EGC
Dermawan, Deden, Tutik
Rahayuningsih.keperawatan Medikal Bedah (Sistem
Pencernaan).2010.Yogjakarta: Gosyen Publishing
Muttaqin,
Arif dan Sari, Kumala. 2011. Gangguan
Gastrointestinal :
Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika
Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar
0 comments:
Post a Comment