Breaking News
Loading...
Monday, 18 April 2016

KOMUNIKASI VERBAL-NON VERBAL” dan HUBUNGAN ANTARA MANUSIA

DOSEN : DINI RAHMAYANI, S.Kep., Ns., MPH

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

“KOMUNIKASI VERBAL-NON VERBAL”
dan
 HUBUNGAN ANTARA MANUSIA

OLEH :
ABUFIKRI MADHANI
AISYAH
CHUMAIRA ANINDAYUDINA
ERWIN SETIAWAN
HARIYATI
KAMARIAH
MUHAMMAD NASRULLAH
REKA MEIDINA HUMAIRA
YULLIA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES Sari Mulia Banjarmasin
Tahun 2014-2015

1.  Konsep Komunikasi Verbal dan Non verbal :
A.    Pengertian Komunikasi Verbal dan Non Verbal
è Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.

è  Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan. Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
Contoh :
1.      Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
2.      Gerakan Tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu dan menunjukkan perasaan.
3.      Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
4.      Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).

B.     Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh Anda akan mengirimkan sinyal kepada pikiran bawah sadar lawan bicara. Lewat bahasa tubuh, tabir perasaan lawan bicara akan tersibak.

C.    Makna dari Bahasa Tubuh
Kita bisa mempelajari bahasa tubuh lawan bicara. Purnawan E. Andoko dari Wellness World memberi rahasianya :
1. Bahasa Kepala
- Condong ke arah anda: tertarik, setuju.
- Menjauh secara mendadak: curiga, tidak percaya.
- Topang dagu: bosan.
- Mengangguk: setuju.
- Banyak menoleh: tidak sabar, ingin menyudahi pembicaraan.
2. Bahasa Mata
- 60 persen menatap langsung: tertarik.
- 80 persen tatapan langsung: tertarik secara seksual.
- 100 persen tatapan langsung: perlawanan.
- Penghindaran tatapan: me¬nyem¬bunyikan sesuatu.
- Lensa mata membesar: sangat tertarik.
- Tatapan jatuh ke bawah dan melirik ke kiri/kanan: tertarik pada Anda.
- Lirik kanan/kiri langsung: bosan.
- Kedipan cepat: tidak setuju.

3. Bahasa Tangan
- Telapak terbuka ke atas: jujur terbuka.
- Telapak di saku atau tertutup: menyembunyikan sesuatu.
- Mengepal: tegang, tidak nyaman, marah.
- Menutup mulut/hidung: indikasi berbohong.
- Membentuk kerucut: percaya diri atau yakin.
- Tangan di atas meja: siap untuk setuju.
- Jari mengetuk-ngetuk: bosan atau ingin bicara.
4. Gerakan Lain
- Dada atau pinggul didekatkan: tertarik secara seksual.
- Kaki mengetuk lantai: ingin bicara atau bosan.
5. Nada atau Kecepatan Bicara
- Lambat dan nada akhir turun: yakin dan menguasai.
- Penekanan kata: otoritatif.
- Nada dan kecepatan meninggi: emosi, tegang, atau menyembunyikan sesuatu.
6. Bahasa Penolakan
- Kaki atau tangan bersilang.
- Melirik ke kiri/kanan, kepala menoleh ke kiri atau kanan.
- Tatapan langsung minimal.
- Mengetukkan jari atau kaki. Arah kaki tidak kepada anda.
- Postur tubuh tertutup.
7. Bahasa Keterbukaan
- Tatapan langsung banyak dengan lensa mata membesar.
- Tangan menangkup membentuk menara.
- Arah kaki kepada Anda.
- Postur tubuh terbuka.
8. Bahasa Siap Menerima
- Kontak mata lebih 60 persen dan banyak senyum lepas.
- Tubuh atau kepala mencondong kepada Anda.
- Banyak anggukan dan wajah menghadap langsung ke Anda.
- Tangan terbuka di atas meja.


9. Bahasa Curiga
- Postur tubuh tertutup
- Tangan berada di saku atau posisi menyilang.
- Tatapan melalui sudut mata (lirikan) berulang kali.
- Arah kaki menyerong.
10. Bahasa Tidak Jujur
- Banyak menatap ke samping khususnya pada bagian kata atau kalimat bohong.
- Tangan sering menutup mulut atau hidung, atau meraba hidung atau telinga.
- Postur tidak nyaman.


2.     Hubungan Antar Manusia (HAM)
A.    Pengertian Hubungan Antar Manusia
     Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak. Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain. Human Relations ini dilakukan dimana saja yaitu, di rumah, pasar, kampus, toko, dan sebagainya.

B.     Pentingnya Komunikasi dalam Menjalin Hubungan Antar Manusia
     Secara umum setiap manusia yang hidup dalam masyarakat, akan terlibat dengan yang namanya komunikasi. Hal tersebut terjadi karena manusia pasti berhubungan secara social dapat dikatakan komunikasi apabila ada dua orang atau lebih saling berbicara atau menyampaikan informasi. Pengertian komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain dan jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa.
Komunikasi dapat dilakukan ada secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, ide, dan gagasan. Dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Selain itu dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan masyarakat. Dalam hubungan bilateral antar negara diperlukan juga komunikasi yang baik agar hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Contoh manfaat komunikasi adalah dalam hubungan bilateral antar negara, seperti yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik maka timbul kerjasama dalam berbagai bidang yang mana berdampak positif bagi kedua negara tersebut.
Sebaliknya, Miss Communication (terjadinya kesalahan dalam salah satu proses komunikasi) akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau misi yang hendak di capai. Seperti yang terjadi dalam hubungan Indonesia dengan Australia, dimana pihak Australia menganggap pernyataan Indonesia mengenai “Negara Bebas Teroris” di terjemahkan oleh Australia sebagai “Indonesia Gudang Teroris”. Hal ini menyebabkan dampak yang kurang baik dalam hubungan kedua negara tersebut.
Dari kedua contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Contoh lain dalam pendidikan seperti hubungan dosen dengan mahasiswa,dengan adanya komunikasi,maka kegiatan belajar- mengajar akan berlangsung dengan baik dan lancar.
Manusia adalah makhluk jasmani dan rohani, atau makhluk rohani yang jasmani. Pada kita, manusia, yang rohani tersimpan dalam yang jasmani, dan yang jasmani memuat yang rohani.
Karena kita makhluk yang rohani dan yang jasmani, maka apa yang ada dalam diri kita tidak dapat sepenuhnya dimengerti orang lain, jika kita tidak mau mengungkapkan kepada mereka. Orang lain tidak dapat mengerti dengan baik gagasan, pemikiran, perasaan, maksud dan kehendak kita jika kita tidak secara sadar menyampaikan kepada mereka. Namun, pengertian orang lain terhadap apa yang kita gagas, pikirkan, rasa, maksud, dan kehendaki yang kita sampaikan kepada mereka tidak secara otomatis.
Karena itu komunikasi merupakan hal yang mutlak dalam hidup kita dengan orang lain. Tanpa komunikasi, kita dan orang lain tidak dapat berhubungan dan bertukar pikiran, perasaan dan kehendak.
Relasi antarmanusia dibangun melalui komunikasi. Dengan kata lain. Komunikasi menjadi sarana yang ampuh untuk untuk membangun sebuah relasi antara kita dengan orang lain. Melalui komunikasi, kita bisa mengenal orang lain dan demikian sebaliknya kita juga dikenal oleh orang lain.
Dalam pembahasan ini penulis menjekaskan tentang kemampuan manusia. Bahwa manusia, dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lainnya di dunia, secara fisiologis termasuk makhluk yang lemah. Kelima inderanya biasa-biasa saja. Misalnya manusia tidak memiliki mata yang amat tajam seperti elang. Begitu juga kemampuan hidung tidak sekuat singa.
Ada beberapa cara untuk berkomunikasi secara intrapersonal. Di antaranya adalah dengan bermeditasi. Sebagai makhluk rohani, manusia dianugerahi kesadaran pribadi. Dengan kemampuan itu kita dapat mengenal diri kita sendiri dan berefleksi tentang diri kita. Kita dapat membuat diri menjadi objek yang dapat kita lihat, pandang dan pikirkan atau renungkan.
Selain meditasi, cara untuk berkomunikasi secara intrapersonal adalah dengan mendengarkan hati nurani. Langkah-langkah komunikasi interpersonal dengan hati nurani retrospektif itu berjalan sebagai berikut:
1.      Bersyukur
2.      Memohon penerangan
3.      Meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita
4.      Membicarakan dan menarik kesimpulan
5.      Bersikap dan mengambil langkah
Selain dua cara di atas yaitu dengan mendayagunakan kehendak bebas, mendayagunakan daya imajinasi kreatif dan mendayagunakan buku harian. Cara terakhir adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk berkomunkasi dengan diri sendiri. Yaitu dengan menulis catatan harian. Karena buku harian (diary) adalah catatan perasaan, pemikiran dan pengalaman pribadi. Adapun beberapa manfaat menulis buku harian: menulis buku harian dapat menjadi latihan, dapat menjadi dokumentasi dari catatan sejarah perkembangan dan dengan membacanya orang dapat melihat perkembangan perasaan, pemikiran dan kepribadian dari hari ke hari. Buku catatan harian juga dapat menjadi dokumentasi dan catatan sejarah keluarga. Dari pembahasan komunikasi intrapersonal ini disinilah kita dituntut untuk terampil karena kita akan berhadapan langsung dengan orang lain.

C.    Aplikasi Hubungan Antar Manusia dengan Menggunakan Komunikasi Efektif
à Hubungan Perawat dan Klien/Helping Relationship
     Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu ketika seseorang melakukan komunikasi terhadap orang lain maka akan tercipta suatu hubungan diantara keduanya, selain itu komunikasi bersifat resiprokal dan berkelanjutan. Hal inilah yang pada akhirnya membentuk suatu hubungan helping relationship. Helping relationship adalah hubungan yang terjadi diantara dua atau lebih individu maupun kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan. Pada konteks keperawatan hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara perawat dan klien. Ketika hubungan antara perawat dan klien terjadi, perawat sebagai penolong (helper) membantu klien sebagai orang yang membutuhkan pertolongan, untuk mencapai tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien.
Menurut Roger dalam Stuart G.W (1998), ada beberapa karakteristik seorang helper (perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang terapeutik, yaitu:
1.      Kejujuran
     Kejujuran sangat penting, karena tanpa adanya kejujuran mustahil bisa terbina hubungan saling percaya. Seseorang akan menaruh rasa percaya pada lawan bicara yang terbuka dan mempunyai respons yang tidak dibuat-buat, sebaliknya ia akan berhati-hati pada lawan bicara yang terlalu halus sehingga sering menyembunyikan isi hatinya yang sebenarnya dengan kata-kata atau sikapnya yang tidak jujur (Rahmat, J.,1996 dalam Suryani,2005).). Sangat penting bagi perawat untuk menjaga kejujuran saat berkomunikasi dengan klien, karena apabila hal tersebut tidak dilakukan maka klien akan menarik diri, merasa dibohongi, membenci perawat atau bisa juga berpura-pura patuh terhadap perawat.
2.      Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
     Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh klien dan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit. Komunikasi nonverbal perawat harus cukup ekspresif dan sesuai dengan verbalnya karena ketidaksesuaian akan menimbulkan kebingungan bagi klien.


3.      Bersikap positif
     Bersikap positif terhadap apa saja yang dikatakan dan disampaikan lewat komunikasi nonverbal sangat penting baik dalam membina hubungan saling percaya maupun dalam membuat rencana tindakan bersama klien. Bersikap positif ditunjukkan dengan bersikap hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. Untuk mencapai kehangatan dan ketulusan dalam hubungan yang terapeutik tidak memerlukan kedekatan yang kuat atau ikatan tertentu diantara perawat dan klien akan tetapi penciptaan suasana yang dapat membuat klien merasa aman dan diterima dalam mengungkapkan perasaan dan pikirannya (Burnard,P dan Morrison P,1991 dalam Suryani,2005).
4.      Empati bukan simpati
     Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini perawat akan  mampu merasakan dan memikirkan permasalahan  klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan klien (Brammer,1993 dalam Suryani,2005). Dengan bersikap empati perawat dapat memberikan alternative pemecahan masalah karena perawat tidak hanya merasakan permasalahan klien tetapi juga tidak berlarut-larut dalam perasaaan tersebut dan turut berupaya mencari penyelesaian masalah secara objektif.
5.      Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
     Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berorientasi pada klien (Taylor, Lilis dan Le Mone, 1993), oleh karenaya perawat harus mampu untuk melihat permasalahan yang sedang dihadapi klien dari sudut pandang klien. Untuk mampu melakukan hal ini perawat harus memahami dan memiliki kemampuan mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian. Mendengarkan dengan penuh perhatian  berarti mengabsorpsi isi dari komunikasi (kata-kata dan perasaan) tanpa melakukan seleksi. Pendengar  (perawat) tidak sekedar mendengarkan dan menyampaikan respon yang di inginkan oleh pembicara  (klien), tetapi berfokus pada kebutuhan pembicara. Mendengarkan dengan penuh perhatian  menunjukkan sikap caring sehingga memotivasi klien untuk berbicara atau menyampaikan perasaannya.
6.      Menerima klien apa adanya
     Seorang helper yang efektif memiliki kemampuan untuk menerima klien apa adanya. Jika seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman dalam menjalin hubungan interpersonal (Sullivan, 1971 dalam Antai Ontong, 1995 dalam Suryani, 2005). Nilai yang diyakini atau diterapkan oleh perawat terhadap dirinya tidak dapat diterapkan pada klien, apabila hal ini terjadi maka perawat tidak menunjukkan sikap menerima klien apa adanya.
7.      Sensitif terhadap perasaan klien
     Seorang perawat harus mampu mengenali perasaan klien untuk dapat menciptakan hubungan terapeutik yang baik dan efektif dengan klien. Dengan bersikap sensitive terhadap perasaan klien perawat dapat terhindar dari berkata atau melakukan hal-hal yang menyinggung privasi ataupun perasaan klien.
8.      Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri
     Perawat harus mampu memandang dan menghargai klien sebagai individu yang ada pada saat ini, bukan atas masa lalunya, demikian pula terhadap dirinya sendiri.


D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhu Terciptanya HAM yang Selaras dan Harmonis
     Hubungan antar manusia melibatkan individu secara utuh baik dan secara fisik maupun psikologis. Proses psikologis sangat dominan mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor utama yang dalam proses internalisasi, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati :
1.        Factor Imitasi
     Imitasi atau tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya. Sebelum mengikuti satu hal, ia harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi.
- Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi.
- Seseorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh penghargaan social yang tinggi.
Dari syarat diatas, imitasi merupakan proses hubungan antar manusia yang                menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
2.        Faktor Sugesti
     Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Persyaratan untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah sebagai berikut:
a.       Hambatan berfikir, karena rangsangan emosional, proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain.
b.      Pikiran terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c.       Otoritas atau prestise, proses sugesti cenderung terjadi pada orang-orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise sosial yang tinggi.
d.      Mayoritas orang akan mudah menerima pandangan ketika pandangan tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e.       Kepercayaan penuh penerima sikap atau pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang bersangkutan.
3.        Faktor Identifikasi
     Proses identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendiri) irrasional, berdasarkan perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi system norma dan citra-citra.
4.        Faktor Simpati
     Simpati adalah persaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan dorongan utama yang memunculkan, simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama dengan orang lain.



















0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 Coretaniwin All Right Reserved