KOMUNIKASI VERBAL-NON VERBAL” dan HUBUNGAN ANTARA MANUSIA
DOSEN : DINI RAHMAYANI, S.Kep., Ns., MPH
KOMUNIKASI KEPERAWATAN
“KOMUNIKASI VERBAL-NON VERBAL”
dan
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA
OLEH :
ABUFIKRI MADHANI
AISYAH
CHUMAIRA ANINDAYUDINA
ERWIN SETIAWAN
HARIYATI
KAMARIAH
MUHAMMAD NASRULLAH
REKA MEIDINA HUMAIRA
YULLIA
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES Sari
Mulia Banjarmasin
Tahun
2014-2015
1. Konsep Komunikasi Verbal dan Non
verbal :
A.
Pengertian
Komunikasi Verbal dan Non Verbal
è Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah
bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara
tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar.
Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan
secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar
maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan
dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.
Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan
lain-lain.
è Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion)
menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena
komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu
bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan
mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa
senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya
dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk
lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan
saat menerima pesan. Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya
adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam,
warna dan intonasi suara.
Contoh
:
1.
Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman,
sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
2.
Gerakan
Tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak
mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya
digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk
mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu
dan menunjukkan
perasaan.
3. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan,
yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau
lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
4. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi
durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang
dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu
(punctuality).
B.
Bahasa
Tubuh
Bahasa tubuh Anda akan mengirimkan sinyal kepada pikiran bawah sadar
lawan bicara. Lewat bahasa tubuh, tabir perasaan lawan bicara akan tersibak.
C.
Makna
dari Bahasa Tubuh
Kita bisa mempelajari bahasa tubuh lawan bicara. Purnawan E. Andoko dari
Wellness World memberi rahasianya :
1.
Bahasa Kepala
- Condong ke arah anda: tertarik, setuju.
- Menjauh secara mendadak: curiga, tidak percaya.
- Topang dagu: bosan.
- Mengangguk: setuju.
- Banyak menoleh: tidak sabar, ingin menyudahi pembicaraan.
2.
Bahasa Mata
- 60 persen menatap langsung: tertarik.
- 80 persen tatapan langsung: tertarik secara seksual.
- 100 persen tatapan langsung: perlawanan.
- Penghindaran tatapan: me¬nyem¬bunyikan sesuatu.
- Lensa mata membesar: sangat tertarik.
- Tatapan jatuh ke bawah dan melirik ke kiri/kanan: tertarik pada Anda.
- Lirik kanan/kiri langsung: bosan.
- Kedipan cepat: tidak setuju.
3.
Bahasa Tangan
- Telapak terbuka ke atas: jujur terbuka.
- Telapak di saku atau tertutup: menyembunyikan sesuatu.
- Mengepal: tegang, tidak nyaman, marah.
- Menutup mulut/hidung: indikasi berbohong.
- Membentuk kerucut: percaya diri atau yakin.
- Tangan di atas meja: siap untuk setuju.
- Jari mengetuk-ngetuk: bosan atau ingin bicara.
4.
Gerakan Lain
- Dada atau pinggul didekatkan: tertarik secara seksual.
- Kaki mengetuk lantai: ingin bicara atau bosan.
5.
Nada atau Kecepatan Bicara
- Lambat dan nada akhir turun: yakin dan menguasai.
- Penekanan kata: otoritatif.
- Nada dan kecepatan meninggi: emosi, tegang, atau menyembunyikan
sesuatu.
6.
Bahasa Penolakan
- Kaki atau tangan bersilang.
- Melirik ke kiri/kanan, kepala menoleh ke kiri atau kanan.
- Tatapan langsung minimal.
- Mengetukkan jari atau kaki. Arah kaki tidak kepada anda.
- Postur tubuh tertutup.
7.
Bahasa Keterbukaan
- Tatapan langsung banyak dengan lensa mata membesar.
- Tangan menangkup membentuk menara.
- Arah kaki kepada Anda.
- Postur tubuh terbuka.
8.
Bahasa Siap Menerima
- Kontak mata lebih 60 persen dan banyak senyum lepas.
- Tubuh atau kepala mencondong kepada Anda.
- Banyak anggukan dan wajah menghadap langsung ke Anda.
- Tangan terbuka di atas meja.
9.
Bahasa Curiga
- Postur tubuh tertutup
- Tangan berada di saku atau posisi menyilang.
- Tatapan melalui sudut mata (lirikan) berulang kali.
- Arah kaki menyerong.
10.
Bahasa Tidak Jujur
- Banyak menatap ke samping khususnya pada bagian kata atau kalimat
bohong.
- Tangan sering menutup mulut atau hidung, atau meraba hidung atau
telinga.
- Postur tidak nyaman.
2.
Hubungan
Antar Manusia (HAM)
A.
Pengertian
Hubungan Antar Manusia
Hubungan
antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi
seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah
interaksi antar seseorang dengan orang lain secara tatap muka dalam segala
situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan
kepuasaan hati pada kedua belah pihak. Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human
Relations” karena ia berkomunikasi secara etis, ramah, sopan,
menghargai, dan menghormati orang lain.
Human Relations
ini dilakukan dimana saja yaitu, di rumah, pasar, kampus, toko, dan sebagainya.
B.
Pentingnya
Komunikasi dalam Menjalin Hubungan Antar Manusia
Secara umum
setiap manusia yang hidup dalam masyarakat, akan terlibat dengan yang namanya
komunikasi. Hal tersebut terjadi karena manusia pasti berhubungan secara social
dapat dikatakan komunikasi apabila ada dua orang atau lebih saling berbicara atau menyampaikan
informasi.
Pengertian komunikasi dapat
diartikan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain dan
jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan di sini
adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa.
Komunikasi dapat dilakukan ada secara lisan, secara tatap muka, atau
melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau
film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster,
spanduk, dan sebagainya
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan,
ide, dan gagasan. Dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui
komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami
oleh pihak lain.
Selain itu dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat
penting untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat agar terjadi
keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan masyarakat.
Dalam hubungan bilateral
antar negara diperlukan juga komunikasi yang baik agar hubungan tersebut dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
Contoh manfaat
komunikasi adalah dalam hubungan bilateral antar negara, seperti yang terjadi
antara Indonesia dengan Malaysia dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik maka
timbul kerjasama dalam berbagai bidang yang mana berdampak positif bagi kedua
negara tersebut.
Sebaliknya, Miss Communication (terjadinya kesalahan dalam salah satu
proses komunikasi) akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau misi yang
hendak di capai. Seperti yang terjadi dalam hubungan Indonesia dengan
Australia, dimana pihak Australia menganggap pernyataan Indonesia mengenai
“Negara Bebas Teroris” di terjemahkan oleh Australia sebagai “Indonesia Gudang
Teroris”. Hal ini menyebabkan dampak yang kurang baik dalam hubungan kedua
negara tersebut.
Dari kedua contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi sangat
penting dalam berbagai aspek kehidupan. Contoh lain dalam pendidikan seperti
hubungan dosen dengan mahasiswa,dengan adanya komunikasi,maka kegiatan belajar-
mengajar akan berlangsung dengan baik dan lancar.
Manusia adalah makhluk jasmani dan rohani, atau makhluk rohani yang
jasmani. Pada kita, manusia, yang rohani tersimpan dalam yang jasmani, dan yang
jasmani memuat yang rohani.
Karena kita makhluk yang rohani dan yang jasmani, maka apa yang ada
dalam diri kita tidak dapat sepenuhnya dimengerti orang lain, jika kita tidak
mau mengungkapkan kepada mereka. Orang lain tidak dapat mengerti dengan baik
gagasan, pemikiran, perasaan, maksud dan kehendak kita jika kita tidak secara
sadar menyampaikan kepada mereka. Namun, pengertian orang lain terhadap apa
yang kita gagas, pikirkan, rasa, maksud, dan kehendaki yang kita sampaikan
kepada mereka tidak secara otomatis.
Karena itu komunikasi merupakan hal yang mutlak dalam hidup kita dengan
orang lain. Tanpa komunikasi, kita dan orang lain tidak dapat berhubungan dan
bertukar pikiran, perasaan dan kehendak.
Relasi antarmanusia dibangun melalui komunikasi. Dengan kata lain.
Komunikasi menjadi sarana yang ampuh untuk untuk membangun sebuah relasi antara
kita dengan orang lain. Melalui komunikasi, kita bisa mengenal orang lain dan demikian sebaliknya kita juga
dikenal oleh orang lain.
Dalam pembahasan ini penulis menjekaskan tentang kemampuan manusia.
Bahwa manusia, dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lainnya di dunia,
secara fisiologis termasuk makhluk yang lemah. Kelima inderanya biasa-biasa
saja. Misalnya manusia tidak memiliki mata yang amat tajam seperti elang.
Begitu juga kemampuan hidung tidak sekuat singa.
Ada beberapa cara untuk berkomunikasi secara intrapersonal. Di antaranya
adalah dengan bermeditasi. Sebagai makhluk rohani, manusia dianugerahi
kesadaran pribadi. Dengan kemampuan itu kita dapat mengenal diri kita sendiri
dan berefleksi tentang diri kita. Kita dapat membuat diri menjadi objek yang
dapat kita lihat, pandang dan pikirkan atau renungkan.
Selain meditasi, cara untuk berkomunikasi secara intrapersonal adalah
dengan mendengarkan hati nurani. Langkah-langkah komunikasi interpersonal
dengan hati nurani retrospektif itu berjalan sebagai berikut:
1.
Bersyukur
2.
Memohon penerangan
3.
Meninjau perbuatan kita dan reaksi hati
nurani kita
4.
Membicarakan dan menarik kesimpulan
5.
Bersikap dan mengambil langkah
Selain dua cara di atas yaitu dengan mendayagunakan kehendak bebas,
mendayagunakan daya imajinasi kreatif dan mendayagunakan buku harian. Cara
terakhir adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk berkomunkasi dengan
diri sendiri. Yaitu dengan menulis catatan harian. Karena buku harian (diary)
adalah catatan perasaan, pemikiran dan pengalaman pribadi. Adapun
beberapa manfaat menulis buku harian: menulis buku harian dapat menjadi
latihan, dapat menjadi dokumentasi dari catatan sejarah perkembangan dan dengan membacanya orang dapat
melihat perkembangan perasaan, pemikiran dan kepribadian dari hari ke hari.
Buku catatan harian juga dapat menjadi dokumentasi dan catatan sejarah keluarga. Dari pembahasan
komunikasi intrapersonal ini disinilah kita dituntut untuk terampil karena kita akan
berhadapan langsung dengan orang lain.
C.
Aplikasi
Hubungan Antar Manusia dengan Menggunakan Komunikasi Efektif
à Hubungan Perawat dan Klien/Helping Relationship
Salah satu
karakteristik dasar dari komunikasi yaitu ketika seseorang melakukan komunikasi
terhadap orang lain maka akan tercipta suatu hubungan diantara keduanya, selain
itu komunikasi bersifat resiprokal dan berkelanjutan. Hal inilah yang pada
akhirnya membentuk suatu hubungan helping relationship. Helping relationship adalah hubungan yang terjadi diantara dua atau lebih individu maupun
kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau dukungan untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan. Pada konteks keperawatan
hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara perawat dan klien. Ketika
hubungan antara perawat dan klien terjadi, perawat sebagai penolong (helper)
membantu klien sebagai orang yang membutuhkan pertolongan, untuk
mencapai tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien.
Menurut Roger
dalam Stuart G.W (1998), ada beberapa karakteristik seorang helper (perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang
terapeutik, yaitu:
1.
Kejujuran
Kejujuran
sangat penting, karena tanpa adanya kejujuran mustahil bisa terbina hubungan
saling percaya. Seseorang akan menaruh rasa percaya pada lawan bicara yang
terbuka dan mempunyai respons yang tidak dibuat-buat, sebaliknya ia akan
berhati-hati pada lawan bicara yang terlalu halus sehingga sering
menyembunyikan isi hatinya yang sebenarnya dengan kata-kata atau sikapnya yang
tidak jujur (Rahmat, J.,1996 dalam Suryani,2005).). Sangat penting bagi perawat
untuk menjaga kejujuran saat berkomunikasi dengan klien, karena apabila hal
tersebut tidak dilakukan maka klien akan menarik diri, merasa dibohongi,
membenci perawat atau bisa juga berpura-pura patuh terhadap perawat.
2.
Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
Dalam
berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami oleh klien dan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit.
Komunikasi nonverbal perawat harus cukup ekspresif dan sesuai dengan verbalnya
karena ketidaksesuaian akan menimbulkan kebingungan bagi klien.
3.
Bersikap positif
Bersikap
positif terhadap apa saja yang dikatakan dan disampaikan lewat komunikasi
nonverbal sangat penting baik dalam membina hubungan saling percaya maupun
dalam membuat rencana tindakan bersama klien. Bersikap positif ditunjukkan
dengan bersikap hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. Untuk
mencapai kehangatan dan ketulusan dalam hubungan yang terapeutik tidak
memerlukan kedekatan yang kuat atau ikatan tertentu diantara perawat dan klien
akan tetapi penciptaan suasana yang dapat membuat klien merasa aman dan
diterima dalam mengungkapkan perasaan dan pikirannya (Burnard,P dan Morrison
P,1991 dalam Suryani,2005).
4.
Empati
bukan simpati
Sikap
empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini
perawat akan mampu
merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan
dipikirkan klien (Brammer,1993 dalam Suryani,2005). Dengan bersikap empati
perawat dapat memberikan alternative pemecahan masalah karena perawat tidak
hanya merasakan permasalahan klien tetapi juga tidak berlarut-larut dalam
perasaaan tersebut dan turut berupaya mencari penyelesaian masalah secara
objektif.
5.
Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
Dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berorientasi pada klien (Taylor,
Lilis dan Le Mone, 1993), oleh karenaya perawat harus mampu untuk melihat
permasalahan yang sedang dihadapi klien dari sudut pandang klien. Untuk mampu
melakukan hal ini perawat harus memahami dan memiliki kemampuan mendengarkan
dengan aktif dan penuh perhatian. Mendengarkan dengan penuh perhatian
berarti mengabsorpsi isi dari komunikasi (kata-kata dan perasaan) tanpa
melakukan seleksi. Pendengar (perawat) tidak sekedar mendengarkan dan
menyampaikan respon yang di inginkan oleh pembicara (klien), tetapi
berfokus pada kebutuhan pembicara. Mendengarkan dengan penuh perhatian
menunjukkan sikap caring sehingga memotivasi klien untuk berbicara atau
menyampaikan perasaannya.
6.
Menerima klien apa adanya
Seorang
helper yang efektif memiliki kemampuan untuk menerima klien apa adanya. Jika
seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman dalam menjalin hubungan
interpersonal (Sullivan, 1971 dalam Antai Ontong, 1995 dalam Suryani, 2005).
Nilai yang diyakini atau diterapkan oleh perawat terhadap dirinya tidak dapat
diterapkan pada klien, apabila hal ini terjadi maka perawat tidak menunjukkan
sikap menerima klien apa adanya.
7.
Sensitif terhadap perasaan klien
Seorang
perawat harus mampu mengenali perasaan klien untuk dapat menciptakan hubungan
terapeutik yang baik dan efektif dengan klien. Dengan bersikap sensitive
terhadap perasaan klien perawat dapat terhindar dari berkata atau melakukan
hal-hal yang menyinggung privasi ataupun perasaan klien.
8.
Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun
diri perawat sendiri
Perawat
harus mampu memandang dan menghargai klien sebagai individu yang ada pada saat
ini, bukan atas masa lalunya, demikian pula terhadap dirinya sendiri.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhu
Terciptanya HAM yang Selaras dan Harmonis
Hubungan
antar manusia melibatkan individu secara utuh baik dan secara fisik maupun
psikologis. Proses psikologis sangat dominan mendasari hubungan antar manusia
dan merupakan faktor utama yang dalam proses internalisasi, antara lain
imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati :
1.
Factor Imitasi
Imitasi
atau tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya.
Sebelum mengikuti satu hal, ia harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang
akan diimitasi.
- Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang
diimitasi.
- Seseorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh
penghargaan social yang tinggi.
Dari syarat diatas, imitasi
merupakan proses hubungan antar manusia yang menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat
terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
2.
Faktor
Sugesti
Sugesti
adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku
orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Persyaratan untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah
sebagai berikut:
a. Hambatan berfikir, karena rangsangan emosional, proses
sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain.
b. Pikiran terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang
sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c. Otoritas atau prestise, proses sugesti cenderung
terjadi pada orang-orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang
yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian
tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise sosial yang tinggi.
d. Mayoritas orang akan mudah menerima pandangan ketika
pandangan tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau
masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e. Kepercayaan penuh penerima sikap atau pandangan tanpa
pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri
individu yang bersangkutan.
3.
Faktor
Identifikasi
Proses
identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendiri) irrasional, berdasarkan
perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi system
norma dan citra-citra.
4.
Faktor
Simpati
Simpati adalah persaan tertarik seseorang terhadap
orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan dorongan utama yang
memunculkan, simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama dengan orang
lain.
0 comments:
Post a Comment